Contoh Makalah

Contoh Makalah adalah kumpulan beberapa makalah yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam membuat makalah yang baik dan benar. Contoh makalah apa saja yang kamu tahu?

Makalah merupakan salah satu karya tulis yang sering dibuat untuk memenuhi tugas sekolah maupun perkuliahan.

Dengan membuat makalah, siswa atau mahasiswa akan berlatih menganalisis dan memecahkan masalah terhadap suatu masalah.

Banyak sekali sebenarnya contoh makalah yang kamu bisa dapatkan, dari mulai makalah akuntansi, makalah sejarah, makalah ekonomi hingga makalah pendidikan agama islam.

Di dalam artikel ini akan dijabarkan mengenai contoh makalah beserta penjelasan detailnya. Tentunya, akan sangat bermanfaat bagi kamu yang belum paham benar mengenai makalah.

Pengertian Makalah

Pengertian Makalah

Bagi kamu yang belum memahami pengertian makalah, kamu bisa menyimak beberapa pengertian dari para ahli berikut ini:

1. Tanjung dan Ardial (2010:7)

Pengertian makalah menurut Tanjung dan Ardial adalah sebuah bentuk karya tulis yang memuat sebuah pemikiran tentang suatu permasalahan, pemikiran tersebut kemudian ditulis secara runtut dan sistematis. Pembahasan terhadap topik tertentu harus disertai dengan metode analisis yang objektif serta bersifat logis.

2. Surakhmad (1988:10)

Definisi makalah menurut Surakhmad yakni semua jenis tugas perkuliahan yang harus dibuat secara tertulis, baik berasal dari analisis sebuah buku maupun hasil analisis terhadap suatu persoalan.

Dari 2 pengertian ahli di atas dapat disimpulkan bahwa makalah merupakan sebuah karya tulis tentang analisis terhadap suatu permasalahan. Makalah disusun secara sistematis dan bersifat logis.

Manfaat Makalah

Manfaat Makalah

Menyusun sebuah makalah dapat memberikan manfaat yang positif bagi penyusunnya. Di antaranya yakni penulis dapat berlatih memahami suatu topik masalah.

Pemahaman yang mendalam tentang sebuah masalah, akan dapat menghasilkan sebuah solusi pemecahan. Hal ini sangat penting dalam praktik kehidupan sehari-hari, di mana masalah di sekitar lingkungan sudah terlalu banyak.

Selain itu, dengan seringnya menyusun makalah, maka tentu dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada para penulisnya.

Metode belajar dengan membuat makalah dinilai lebih efektif dan efisien. Karena penulis dapat melakukan beberapa cara belajar sekaligus, diantaranya membaca, menulis, berdiskusi, serta mempresentasikan hasil pemikirannya.

Bibit-bibit seperti ini lah yang sangat dibutuhkan di masyarakat. Di lingkungan masyarakat memiliki ruang lingkung permasalahan yang sangat luas.

Maka sangat diperlukan orang-orang yang dapat menyelesaikan masalah secara tepat. Khususnya bagi mereka yang berada di jajaran Pemerintahan, dan layanan terhadap masyarakat.

Jenis-Jenis Makalah

Jenis-Jenis Makalah

Makalah memiliki beberapa jenis sesuai dengan sifatnya. Jenis-jenis makalah tersebut adalah:

1. Makalah Induktif

Makalah induktif adalah makalah yang berisi data empiris serta bersifat objektif. Materi yang ditulis di dapatkan dari situasi lapangan yang sebenarnya, namun tetap sesuai atau relevan dengan topik masalah yang diangkat.

2. Makalah Deduktif

Makalah deduktif disusun berdasarkan kajian teori dari berbagai sumber ahli. Dalam makalah ini penulis harus menuliskan beberapa kajian teori dari ahli-ahli yang berkaitan dengan topik masalah.

3. Makalah Campuran

Makalah campuran adalah makalah yang berisi data empiris dan didukung dengan kajian teori dari para ahli. Biasanya makalah jenis campuran ini memberikan hasil yang lebih detail dibanding jenis makalah lainnya.

Contoh makalah campuran di antaranya makalah ilmiah, makalah analisis, makalah kerja, makalah kajian, dan masih banyak lainnya.

Ciri-Ciri Makalah

Ciri-Ciri Makalah

Sebuah karya tulis bisa disebut sebagai makalah jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Adanya hasil laporan kegiatan dalam mengamati masalah yang terjadi di lapangan.
  2. Ada sebuah wujud presentasi dari hasil pemikiran terhadap kajian teori para ahli atau hasil kajian lapangan.
  3. Terdapat sebuah upaya solusi untuk memecahkan sebuah masalah terhadap topik yang dibahas.

Rumusan Masalah Makalah

Rumusan Masalah Makalah
Rumusan Masalah Makalah

Rumusan masalah dalam sebuah makalah menjadi salah satu bagian paling penting.

Bisa dikatakan bahwa rumusan masalah merupakan ringkasan pertanyaan yang nantinya akan dijawab pada pembahasan topik masalah di dalam makalah.

Dalam menyusun rumusan masalah, penulis harus memahami rumus 5W dan 1H. Uraian rumus 5W dan 1H bida kamu simak berikut ini:

  1. What (apa). Kata ini merujuk pada masalah apa yang akan dibahas dalam makalah. Misalnya, dalam makalah akan mengangkat topik permasalahan tentang tersumbatnya aliran sungai akibat sampah yang menggunung.
  2. Who (siapa). Kata kunci ini untuk menjelaskan siapa tokoh yang “berperan” dalam permasalahan yang dibahas. Misalnya ada masalah tentang aliran sungai yang tersumbat sampah, maka what (siapa) digunakan untuk mengungkap orang-orang yang membuang sampah di sungai. Orang yang dimaksud bisa per individu maupun kelompok.
  3. Why (mengapa). Pertanyaan why (mengapa) ditujukan untuk menjawab mengapa permasalahan itu bisa terjadi. Biasanya jawaban yang diberikan akan lebih dari satu. Jawaban atas pertanyaan ini berkaitan dengan kajian dari sebuah teori maupun kajian dari lapangan secara langsung.
  4. When (kapan). Pertanyaan ini berkaitan dengan waktu terjadinya sebuah masalah yang sedang diangkat. Sebaiknya, pembahasan tentang ini lebih diperjelas dengan tanggal, bulan, dan tahun. Penulis juga bisa menambahkan situasi lain yang berkaitan, misalnya saat musim hujan, musim kemarau, siang, malam, dan sebagainya.
  5. Where (di mana). Hal yang tidak kalah penting yakni tentang lokasi terjadinya masalah. kamu bisa menyebutkan lokasinya dengan nama daerah, misalnya desa A, kecamatan B, dan sebagainya.
  6. How (bagaimana). Kata kunci ini akan merujuk pada pembahasan yang lebih panjang, karena berkaitan dengan how (bagaimana) masalah itu bisa terjadi. Pada rumusan ini, penulis dituntut untuk menuliskan hasil pemikiran yang bersifat empiris dan logis sesuai dengan topik masalah yang diangkat.

Jenis-Jenis Rumusan Masalah

Jenis-Jenis Rumusan Masalah

Selain pemahaman tentang 5W dan 1H, ada baiknya kamu mengetahui jenis-jenis rumusan masalah agar bisa lebih memudahkan kamu dalam menyusunnya. Jenis-jenis rumusan masalah di antaranya sebagai berikut :

  1. Rumusan Masalah Deskriptif, merupakan sebuah rumusan yang bertujuan untuk memberikan gambaran detail mengenai suatu kejadian atau peristiwa tertentu. Pada rumusan masalah deskriptif, penulis dapat mendeskripsikan secara runtut tentang beberapa variabel yang berkaitan dengan topik masalah.
  2. Rumusan Masalah Komperatif, yaitu rumusan masalah yang bertujuan untuk membandingkan satu variabel dengan variabel lainnya. Perbandingan ini biasanya akan memberikan hasil putusan tentang variabel mana yang paling baik dan dapat dijadikan sebuah rekomendasi bagi pemecahan masalah.
  3. Rumusan Masalah Asosiatif, merupakan sebuah rumusan masalah yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Tujuannya yakni untuk mencari hasil terbaik dari gabungan dua variabel tersebut.

Secara singkat, sebuah rumusan masalah harus memenuhi kriteria berikut ini:

  • Ada masalah yang ditentukan
  • Berupa kalimat tanya
  • Kalimat harus jelas dan padat
  • Sebagai petunjuk awal dalam pembahasan masalah dan kesimpulan

Rumusan masalah ditulis pada BAB I berupa pertanyaan-pertanyaan. Kemudian, jawaban atas pertanyaan tersebut akan dibahas pada BAB II (pembahasan) dengan lebih detail.

Meski hanya berupa pertanyaan, namun bagian rumusan masalah memiliki peran penting dalam pembahasan masalah. Pasalnya, rumusan masalah berkaitan dengan BAB pembahasan dan kesimpulan.

Bagian kesimpulan di akhir makalah, harus berisi tentang jawaban singkat atas pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

Meskipun sebelumnya juga telah dibahas secara detail pada bagian BAB pembahasan. Dengan demikian, penulis harus benar-benar bisa membuat rumusan masalah yang tepat.

Urutan Makalah

Urutan Makalah
Urutan Makalah

Dalam menuliskan sebuah makalah kamu perlu memperhatikan urutan-urutannya, karena makalah merupakan karya tulis yang bersifat sistematis. Urutan atau sistematika penulisan makalah yaitu:

  1. Pendahuluan. Pada bagian ini berisi tentang latar belakang pembuatan makalah, ruang lingkup masalah dan batasannya, serta maksud dan tujuan penulisan makalah.
  2. Pembahasan masalah. Pembahasan masalah berisi tentang uraian sesuai dengan topik masalah yang diangkat. Di dalamnya juga harus terdapat teori pendukung yang berasal dari referensi yang resmi dan bisa dipertanggungjawabkan.
  3. Penutup. Bagian penutup sebagai BAB terakhir berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada uraian kesimpulan, penulis harus kembali menegaskan tentang inti pokok masalah yang telah dibahas pada BAB sebelumnya. Sedangkan bagian saran berisi tentang usulan atau opini dari penulis terkait topik permasalahan dalam makalah.

Selain 3 bagian inti di atas, dalam makalah juga perlu dilampirkan lembar pendukung. Apa saja lembar pendukung makalah?

Di antara lembar pendukung tersebut ialah lembar judul, lebar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel jika diperlukan, daftar pustaka, serta lampiran-lampiran lain yang dapat mendukung data permasalahan.

Cara Membuat Makalah

Cara Membuat Makalah

Bagi kamu yang masih pemula dalam membuat makalah, sebaiknya simak cara membuat makalah berikut ini:

1. Persiapan

Pada tahap ini kamu harus rajin membaca, baik berupa buku, artikel, surat kabar, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk memudahkan anda dalam memilih topik masalah.

Akan lebih baik lagi jika topik yang diangkat merupakan isu-isu yang sedang hangat dibicarakan. Misalnya saat ini tengah viral kasus pemerkosaan terbesar di Inggris oleh Warga Negara Indonesia yaitu Reynhard Sinaga.

Topik ini sangat cocok bagi kamu yang berada dalam ruang lingkup hukum, psikologi, atau sosiologi.

2. Penulisan

Setelah memilih topik permasalahan, langkah selanjutnya kamu mulai menulis kerangka masalah secara mentah terlebih dahulu.

Pastikan kerangka tersebut telah urut dengan pembahasan yang runtut. Kemudian kamu harus mulai menulis makalah sesuai sistematika yang telah ditentukan.

Jangan lupa untuk menuliskan kajian teori dari para ahli yang bisa dipertanggungjawabkan.

3. Revisi atau pemeriksaan

Setelah makalah kamu selesai, kamu harus membaca dan mengecek ulang apabila masih ada kesalahan. Baik kesalahan ejaan maupun kesalahan pembahasan.

Kamu bisa juga berkonsultasi pada guru atau dosen kamu untuk mendapatkan bimbingan. Untuk mengecek ejaan bahasa, kamu bisa memanfaatkan “tools” yang telah banyak tersedia di internet.

Susunan Kerangka Makalah

Susunan Kerangka Makalah

Setelah mengetahui penjelasan tentang makalah, berikut ini kamu akan membaca beberapa contoh makalah, kamu bisa menjadikannya sebagai referensi sesuai dengan tugas kamu di sekolah maupun perkuliahan:

1. Contoh Susunan Makalah

Pada beberapa instansi memiliki patokan yang berbeda-beda dalam membuat makalah. Misalnya harus ada lembar pengesahan dan persembahan, motto, ataupun lainnya.

Namun secara umum, susunan makalah yang baik dan benar harus meliputi 9 hal berikut ini. Susunannya pun harus dibuat secara urut, hal-hal yang harus dipenuhi yaitu:

  1. Cover atau sampul depan
  2. Kata Pengantar
  3. Daftar Isi
  4. BAB I PENDAHULUAN
  5. BAB II PEMBAHASAN
  6. BAB III PENUTUP
  7. Daftar Pustaka
  8. Lampiran (sangat dianjurkan)

Setelah mengetahui susunan makalah yang baik dan benar, langkah selanjutnya adalah memperhatikan format penulisan makalah. Adapun beberapa format makalah yang harus kamu patuhi, yaitu:

  1. Kertas berukuran A4
  2. Kertas buffalo berwarna untuk sampul makalah
  3. Font menggunakan Times New Roman
  4. Size atau ukuran font 12
  5. Spasi 1,5
  6. Margin bagian atas 4 cm, kanan 3 cm, kiri 4 cm, dan bawah 3 cm

2. Contoh Daftar Isi Makalah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah…………………………………………………………………………… 1
B. Batasan masalah…………………………………………………………………………………….. 1
C. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………….. 2
D. Tujuan………………………………………………………………………………………………….. 2
E. Manfaat…………………………………………………………………………………………………. 2
F. Istilah penting………………………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian longsor………………………………………………………………………………… 3
B. Faktor penyebab longsor……………………………………………………………………….. 5
C. Dampak longsor……………………………………………………………………………………. 7
D. Upaya mencegah longsor……………………………………………………………………….. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………….. 20
B. Saran…………………………………………………………………………………………………… 20

3. Cover Makalah

Cover Makalah
Cover Makalah

MAKALAH
UPAYA MENCEGAH BENCANA LONGSOR

(Logo SMA)

GURU PEMBIMBING
Drs. Edi Sudrajat, M.A

DISUSUN OLEH
Nur Endah Puji Lestari
Kelas X IPA 2

SMA NEGERI 2 KENDAL
2019/2020


4. Contoh Cover Makalah Kuliah

Contoh Cover Makalah Kuliah
Contoh Cover Makalah Kuliah

5. Contoh Cover Makalah SMA

Contoh Cover Makalah SMA
Contoh Cover Makalah SMA

6. Contoh Cover Makalah Mahasiswa

Contoh Cover Makalah Mahasiswa
Contoh Cover Makalah Mahasiswa Universitas PGRI Semarang

7. Contoh Cover Makalah Kelompok

Contoh Cover Makalah Kelompok
Contoh Cover Makalah Kelompok

8. Contoh Cover Makalah Individu

Contoh Cover Makalah Individu
Contoh Cover Makalah Individu

Itulah merupakan contoh cover makalah yang tentunya bisa kamu jadikan acuan dalam pembuatan makalah baik itu individu maupun kelompok.

10. Kata Pengantar Makalah

Untuk menunjang pengetahuan kamu mengenai bagaimana cara membuat makalah, kamu tentunya harus paham terlebih dahulu mengenai kata pengantar membuat makalah.

Berikut contoh kata pengantar makalah yang bisa kamu jadikan acuan dalam membuat contoh makalah lengkap:

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini kami beri judul “Pentingnya Pohon Untuk Mencegah Bencana Tanah Longsor”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas biologi dari Guru pengampu mata pelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal upaya menanam pohon agar dapat membantu mencegah terjadinya bencana tanah longsor.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Astuti, M.Pd selaku Guru mata pelajaran Biologi dan Bp. Sukardi, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 2 Solo. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

11. Pendahuluan Makalah

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semua orang menginginkan kehidupan yang aman dan tenteram. Namun, terkadang bencana datang dengan tiba-tiba. Sehingga bisa memberikan dampak yang cukup buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat. Apalagi Indonesia termasuk dalam kawasan “ring fire” yang artinya rawan terhadap bencana alam.

Di Indonesia memiliki banyak gunung api aktif yang bisa meletus sewaktu-waktu. Selain itu Indonesia juga di apit oleh 2 samudera dengan lempengan di dalam laut yang juga berpotensi menimbulkan bencana tsunami. Bencana alam seperti ini memang sulit untuk diprediksi secara akurat.

Meskipun sulit diprediksi, namun Indonesia tetap berusaha meningkatkan teknologi pendeteksi bencana. Hal ini bertujuan agar sebuah bencana tidak memakan banyak korban jiwa dan mengakibatkan banyak kerugian materi. Selain bencana gunung meletus, gempa, dan tsunami, Indonesia juga rawan bencana alam lainnya.

Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia yakni banjir dan tanah longsor. Berbeda dengan bencana alam gunung meletus, gempa, dan tsunami, banjir dan tanah longsor lebih mudah untuk diprediksi dan bisa dilakukan upaya pencegahan. Upaya pencegahan tentu berkaitan dengan perilaku masyarakat itu sendiri.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor. Pembahasan ini sangat penting mengingat bencana tanah longsor sudah mulai sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas upaya pencegahan tanah longsor dalam jangka pendek, dan bisa dilakukan dengan mudah oleh masyarakat.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

  1. Apa yang dimaksud dengan tanah longsor?
  2. Faktor apa saja yang menyebabkan tanah longsor?
  3. Dampak apa saja timbul akibat tanah longsor?
  4. Bagaimana upaya pencegahan tanah longsor?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal upaya pencegahan bencana tanah longsor. Karena tanah longsor merupakan bencana yang timbul akibat ulah manusia. Selain itu, dampak bencana tanah longsor juga dinilai cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup di sekitarnya.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca dalam menerapkan upaya pencegahan bencana tanah longsor.

12. Pembahasan Makalah

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TANAH LONGSOR

Tanah longsor merupakan peristiwa geologi yang ditandai dengan adanya gerakan dari sebuah lahan tanah. Tanah longsor biasanya terjadi pada lahan yang berbentuk miring, misalnya pegunungan, bukit, lereng, atau bahkan area perkebunan. Tanah yang longsor akan luruh ke bawah (longsor). Jika tanah yang telah longsor itu berukuran besar tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan di bawahnya.

B. FAKTOR PENYEBAB

Secara umum terjadinya bencana tanah longsor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:

1. Erosi Tanah

Erosi tanah merupakan salah satu faktor yang paling sering terjadi dan mengakibatkan tanah longsor. Erosi tanah terbentuk karena adanya aliran air yang cukup deras sehingga menyebabkan tanah menjadi luruh. Air ini bisa berasal dari curah hujan yang tinggi, air bah, sungai, bahkan gelombang air laut. Salah satu contoh bencana tanah longsor akibat erosi tanah yaitu longsor di daerah Ponorogo, tepatnya pada tanggal 22 Februari 2018. Air yang menyebabkan erosi tersebut bersumber dari curah hujan yang sangat tinggi.

2. Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan sebuah getaran yang muncul dari dalam bumi. Getaran yang sangat kuat dapat mengakibatkan permukaan bumi menjadi bergerak, salah satunya adalah permukaan tanah yang miring. Pergerakan tanah akibat gempa bumi dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan di sekitarnya. Misalnya rumah menjadi hancur, pohon-pohon tumbang, dan tanah longsor itu sendiri.

3. Gunung Meletus

Hampir sama dengan gempa bumi, gunung meletus juga memicu munculnya getaran yang kuat dari dalam bumi. Hanya saja getaran tersebut bersumber dari dalam gunung yang meletus. Tanah yang longsor akibat gunung meletus bisa berupa material yang telah keluar dari perut gunung, misalnya seperti lahar dingin, debu, dll. Getaran yang sangat kuat akibat gunung meletus juga dapat mengakibatkan tanah-tanah di sekitar kaki gunung menjadi longsor.

4. Penebangan Hutan Secara Liar

Penebangan hutan secara liar dan berlebihan merupakan faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya tanah longsor. Faktor ini merupakan hasil perilaku buruk dari masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Demi kepentingan kelompok, beberapa masyarakat telah banyak menebang pohon sehingga hutan menjadi gundul. Saat hutan gundul, maka tidak ada lagi kekuatan yang mampu menahan pergerakan tanah. Fungsi pohon yaitu untuk menyerap air dari tanah, sekaligus mencengkeram tanah dengan akar-akarnya. Jika semua pohon ditebang, maka tidak ada lagi yang dapat menahan gerakan tanah dari tekanan air hujan, sehingga terjadilah bencana tanah longsor.

5. Lahan Pertanian di Lereng

Lahan pertanian di daerah lereng tentu bukan sebuah pilihan yang tepat. Struktur tanah di daerah lereng tentu akan rawan longsor, sehingga seharusnya tanah membutuhkan banyak pohon dengan akar-akar yang kuat. Ketika digunakan sebagai lahan pertanian, maka akar dari tanaman tersebut tidak cukup kuat menahan tanah. Kondisi ini tentu cukup berbahaya jika sewaktu-waktu hujan turun dengan intensitas yang tinggi.

C. DAMPAK BENCANA LONGSOR

Bencana tanah longsor dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, baik dari segi infrastruktur maupun adanya korban jiwa. Beberapa dampak yang dapat diakibatkan oleh bencana tanah longsor yaitu:

  1. Rusaknya bangunan di sekitar lokasi bencana
  2. Timbul korban luka maupun korban meninggal
  3. Rusaknya sanitasi lingkungan
  4. Terputusnya jalur untuk transportasi
  5. Menimbulkan trauma bagi para korban
  6. Mengakibatkan kerugian materi

D. UPAYA PENCEGAHAN TANAH LONGSOR

Untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor serta meminimalisir kerugian akibat bencana tanah longsor, maka perlu dilakukan upaya pencegahan yang tepat. Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya:

1. Hindari Membuka Lahan Pertanian Di Area Lereng

Lahan pertanian di area lereng justru dapat memicu terjadinya bencana tanah longsor. Hal ini karena lahan pertanian mengandung banyak air, sedangkan tanah kekurangan kekuatan seperti akar pepohonan. Volume air di lahan pertanian juga menjadikan daya hidrostika semakin menekan tanah secara kuat, sehingga potensi longsor akan semakin besar.

2. Hindari Mendirikan Bangunan di Bawah Tebing

Untuk menghindari bencana tanah longsor, maka jangan sekali-kali mendirikan bangunan tepat di bawah tebing. Sebagai perbandingan, jika tebing memiliki tinggi 100 meter, maka jarak aman jika terjadi longsor yaitu sekitar 250 meter dari lokasi tebing. Semakin jauh dari lokasi tebing, maka akan semakin aman dari bencana tanah longsor.

3. Hindari Menebang Pohon

Pohon berfungsi untuk menahan tanah agar tidak mudah bergeser. Maka sebaiknya jangan menebang pohon khususnya yang berada di wilayah lereng, agar tanah tidak mudah bergerak atau longsor.

4. Jangan Sembarangan Memotong Tebing

Upaya selanjutnya adalah hindari memotong tebing dengan bentuk tegak lurus. Hal ini akan berpengaruh pada kekuatan tanah. Saat bentuk tebing tegak lurus, maka akan semakin berpotensi terjadinya tanah longsor akibat tanah bagian bawah tidak mampu menopang beban tanah bagian atas.

5. Jangan Mendirikan Bangunan di Pinggir Sungai

Sebuah tebing yang berjarak dengan sungai maka akan memperbesar potensi terjadinya longsor. Sedikit demi sedikit tanah di bawah tebing akan mengalami erosi akibat air sungai. Jika tanah sudah banyak menyerap air makan akan terjadi bencana tanah longsor. Khususnya saat curah hujan tinggi, maka akan sangat berbahaya.

6. Membangun Terasering

Sebuah upaya yang bisa dilakukan saat lahan miring harus digunakan untuk lahan pertanian adalah dengan membuat terasering. Terasering adalah bentuk bertingkat pada lahan yang cenderung miring atau disebut lereng. Pembuatan terasering bertujuan untuk menghambat laju permukaan tanah saat terjadi hujan, sehingga minim potensi tanah longsor. Bentuk terasering yang baik adalah dengan memasang sistem drainase yang tepat. Drainase yang tepat membuat air akan selalu mengalir ke bawah dan tidak tergenang di atas lahan pertanian. Kondisi ini sangat penting agar tanah tidak mudah erosi karena menampung banyak air.

7. Melakukan Tindakan Preventif

Tindakan preventif atau pencegahan bisa diwujudkan dengan rutin mengecek kondisi tanah. Jika terjadi keretakan di permukaan tanah, maka harus segera dilakukan penambalan agar tidak mengakibatkan tanah longsor. Penambalan bisa menggunakan tanah lempung agar air tidak bisa masuk ke dalam celah tersebut. Selain itu, menjaga kelestarian macam-macam tumbuhan di sekitar tebing juga tidak kalah pentingnya.

8. Mengadakan Penyuluhan Masyarakat

Penyuluhan kepada masyarakat sangat penting dilakukan, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah-daerah rawan longsor. Biasanya penyebab tanah longsor tidak hanya disebabkan oleh tindakan ilegal saja. Namun juga dari ketidaktahuan masyarakat terhadap tindakan yang dapat memicu tanah longsor. Sebaiknya penyuluhan dilakukan secara berkala dan spesifik, agar tujuan dari penyuluhan mendapatkan sasaran masyarakat yang tepat.

9. Harus Ada Campur Tangan Pemerintah

Pemerintah juga berperan penting dalam upaya pencegahan bencana tanah longsor. Salah satu peran yang paling sentral adalah dengan membuat peraturan hukum yang jelas dan tegas. Sehingga masyarakat menjadi lebih tertib, dan para pelaku penebang pohon ilegal dapat dihukum sesuai Undang-undang yang berlaku.

13. Penutup Makalah

Setelah membuat contoh makalah, kamu perlu kalimat penutup agar makalahmu menjadi makalah yang utuh. Lalu, bagaimana contoh kalimat penutup makalah yang bagus?

Ini adalah salah satu contoh penutup makalah yang bisa kamu jadikan acuan dalam membuat makalah yang benar sesuai dengan PUEBI.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan pada BAB sebelumnya adalah tanah longsor merupakan bencana alam yang disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor alam dan faktor kelalaian manusia. Bencana tanah longsor mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat yaitu kerugian materi dan timbulnya korban jiwa. Banyak upaya yang bisa dilakukan, namun upaya ini harus dilakukan secara kompak antara masyarakat dan Pemerintah.

B. SARAN

Penulis juga memiliki saran kepada para pembaca yakni agar selalu menjaga kelestarian lingkungan dengan baik. Kebiasaan baik ini bisa dimulai dari hal kecil yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal. Selain itu, perbanyak membaca buku atau artikel yang berkaitan dengan tanah longsor agar dapat meningkatkan wawasan dan kesadaran tentang pentingnya mencegah tanah longsor.

14. Daftar Pustaka Makalah

Bagaimana cara menulis daftar pustaka yang sesuai kaidah? Berikut kami berikan contoh agar kamu bisa memahami lebih baik ya!

DAFTAR PUSTAKA

Diakses melalui http://id.wikipedia.org/wiki/tanahlongsor, pada tanggal 13 Januari 2020.
Diakses melalui http://www.cektanah.info/?q=node/312 pada tanggal 14 Januari 2020.
Farhan, Muhammad. 2010. Upaya Preventif Tanah Longsor. Jakarta : Rineka Cipta
Satria, Widi. 2006. Metodologi Pencegahan Tanah Longsor. Jakarta : Kencana Media Group.

Contoh Makalah Mahasiswa

Contoh Makalah Mahasiswa
Contoh Makalah Mahasiswa

Berikut ini adalah contoh makalah mahasiswa yang bisa kamu jadikan sebagai acuan dalam membuat tugas makalah yang sudah diberikan oleh dosenmu, salam sukses!

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Manfaat Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desi Amalia Sari, S.Psi., selaku dosen pengampu dan Bp. Adi Hidayat, M.Pd selaku dosen wali. Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah………………………………………………………………………….. 1
B. Batasan masalah…………………………………………………………………………………….. 1
C. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………….. 2
D. Tujuan………………………………………………………………………………………………….. 2
E. Manfaat………………………………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Kelompok…………………………………………………………….. 3
B. Pengertian Motivasi Belajar…………………………………………………………………….. 5
C. Syarat Bimbingan Kelompok…………………………………………………………………… 6
D. Peserta Bimbingan Kelompok…………………………………………………………………. 8
E. Materi Bimbingan Kelompok…………………………………………………………………… 9
F. Manfaat Bimbingan Kelompok………………………………………………………………… 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… 12
B. Saran……………………………………………………………………………………………………. 12

BAB I PENDAHULUAN

Note : Untuk penulisan BAB I PENDAHULUAN di enter kebawah ya!

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu fungsi adanya Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah sebagai pendukung segala kebutuhan siswa terkait dengan kegiatan belajarnya di sekolah. Guru BK bertugas memberikan layanan-layanan yang dapat memotivasi siswa dalam rangka meningkatkan motivasi belajarnya.

Motivasi belajar sangat penting bagi siswa, karena dapat memberikan pengaruh besar dalam meraih kesuksesan di kelas. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar akan cenderung tidak percaya diri, sehingga tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari proses belajarnya.

Salah satu layanan dari Guru BK adalah bimbingan kelompok. Dengan adanya kegiatan bimbingan kelompok, diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Di dalam bimbingan kelompok, siswa juga berkesempatan untuk saling berbagi semangat dari teman lainnya.

Atas dasar pemikiran itu, maka kami telah membuat suatu pembahasan berkaitan dengan tema bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembahasan ini cukup penting, khususnya bagi para calon Guru BK dan Guru BK yang ada di sekolah, baik tingkat SMP maupun SMA/SMK.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas layanan bimbingan kelompok dengan materi terkait motivasi belajar siswa.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

  1. Apa yang dimaksud bimbingan kelompok?
  2. Apa yang dimaksud motivasi belajar?
  3. Apa saja syarat bimbingan kelompok?
  4. Siapa saja peserta bimbingan kelompok?
  5. Materi apa saja yang ada dalam bimbingan kelompok?
  6. Bagaimana bimbingan kelompok bisa mempengaruhi motivasi belajar siswa?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal manfaat bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena motivasi belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dimiliki bagi setiap siswa.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi para pembaca khususnya calon Guru BK dan Guru BK di sekolah, dalam menerapkan layanan bimbingan konseling kepada siswa.

BAB II PEMBAHASAN

Note: Penulisan BAB II PEMBAHASAN harus di enter ke bawah sekali lagi!

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN KELOMPOK

Pengertian bimbingan kelompok dari beberapa ahli diantaranya adalah:

  1. Menurut Tohirin tahun 2007:170, bimbingan kelompok adalah sebuah cara dalam memberikan bantuan terhadap siswa dengan kegiatan secara berkelompok. Bimbingan kelompok dapat menunjang peningkatan perkembangan siswa, siswa juga diharapkan mampu memanfaatkan pengalaman pendidikan yang telah ditempuh.
  2. Dewa Ketut Sukardi tahun 2008:64 menyebutkan bahwa bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memberikan bahan materi dari narasumber kepada peserta didik. Narasumber yang dimaksud adalah Guru Pembimbing atau Konselor. Tujuan dari layanan ini adalah untuk menunjang kualitas kehidupan peserta dalam kehidupan sehari-hari. Secara spesifik, peserta diharapkan mampu mengambil keputusan dalam setiap problematika yang dihadapi.

Kesimpulan yang dapat ditarik ialah bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan yang diberikan narasumber (Guru BK/Konselor) kepada siswa dengan tujuan agar siswa mampu mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari.

B. PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR

Pengertian motivasi belajar menurut pendapat para ahli adalah:

  1. Sardiman tahun 1986:75 menyatakan bahwa motivasi belajar adalah sebuah daya yang dapat menggerakkan siswa untuk melakukan proses belajar. Daya yang timbul juga harus bisa memberikan tujuan arah yang benar, sehingga tujuan dari proses belajar dapat tercapai.
  2. Nasution tahun 1982:77 mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah sebuah penggerak “motor” yang dapat melepaskan energi, dan juga bisa menentukan arah tujuan yang akan di capai.

Berdasarkan penyataan dari kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah sebuah daya dari dalam diri individu untuk bisa menjalani proses belajar yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

C. SYARAT BIMBINGAN KELOMPOK

Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok, maka harus bisa memenuhi beberapa syarat yang telah diatur. Menurut Prayitno (1995:40) syarat-syarat tersebut yaitu harus memenuhi 4 tahapan yakni pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran.

  1. Pembentukan, yaitu sebuah tahap yang berisi pengenalan dari seluruh peserta dan narasumber yang bertugas. Masing-masing peserta harus memperkenalkan diri, disertai dengan paparan singkat mengenai arti bimbingan kelompok dan tujuan apa yang ingin dicapai. Pada tahap ini juga perlu dijelaskan tentang “aturan main” dalam bimbingan kelompok.
  2. Peralihan, yaitu sebuah tahapan yang sering disebut juga sebagai jembatan penghubung antara tahap pembentukan dan tahap kegiatan. Beberapa hal yang harus dilakukan narasumber pada tahap ini adalah menjelaskan materi apa saja yang akan diberikan, mengamati kesiapan para peserta bimbingan kelompok, dan membahas suasana yang dirasakan pada saat bimbingan kelompok berlangsung.
  3. Kegiatan, merupakan acara inti dari layanan bimbingan kelompok. Dalam tahapan ini masing-masing peserta bisa dengan bebas mengutarakan pendapat terkait topik yang dibahas. Di sela-sela pembahasan materi, bisa diberikan sebuah permainan yang bertujuan untuk mencairkan suasana di dalam kelompok. Pembahasan dilakukan secara tuntas hingga menemukan sebuah kesimpulan yang disetujui oleh seluruh anggota kelompok.
  4. Pengakhiran, yaitu tahap terakhir dari layanan bimbingan kelompok. Pada tahapan ini narasumber sebagai pemimpin kelompok harus menjelaskan bahwa layanan akan segera berakhir, dan perlu juga mengajak peserta untuk melakukan layanan bimbingan kelompok di lain waktu. Seluruh peserta juga diberi kesempatan untuk mengungkapkan kesan dan pesan selama proses bimbingan kelompok berlangsung.

D. PESERTA BIMBINGAN KELOMPOK

Peserta dalam layanan bimbingan kelompok terdiri dari pemimpin kelompok (Guru BK/Konselor) dan anggota kelompok (siswa) dengan jumlah antara 8 sampai 10 orang. Pemimpin kelompok berperan untuk mengatur dinamika kelompok agar semua anggota kelompok dapat aktif berpartisipasi serta dapat mencapai tujuan umum maupun tujuan khusus dari bimbingan kelompok. Selain itu, pemimpin kelompok juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap apapun yang terjadi di dalam kelompok. Sedangkan anggota kelompok bertugas mematuhi aturan yang berlaku, serta turut aktif mengikuti arahan dari pemimpin kelompok.

E. MATERI BIMBINGAN KELOMPOK

Dalam layanan bimbingan kelompok, siswa dapat diberikan bahasan tema secara umum. Misalnya tentang kesehatan, teknologi, atau pendidikan. Dalam makalah ini akan dibahas layanan bimbingan kelompok dengan materi motivasi belajar. Materi ini termasuk materi umum, artinya hampir semua orang pernah mengalami masalah yang berkaitan dengan motivasi belajar. Proses belajar juga tidak hanya terbatas dengan mata pelajaran yang ada di sekolah saja. Namun lebih dari itu, proses belajar bisa merujuk pada segala jenis pengetahuan baik yang bersifat akademik maupun non akademik.

F. MANFAAT BIMBINGAN KELOMPOK

Menurut pendapat Dewa Ketut Sukardi pada tahun 2008:67, layanan bimbingan kelompok dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut:

  1. Peserta berkesempatan menyampaikan pendapat terkait materi yang sedang dibahas.
  2. Peserta bisa menambah pemahaman secara obyektif dan tepat terhadap segala hal yang terjadi di sekitarnya.
  3. Dapat membentuk sikap positif pada diri sendiri dan lingkungan sekitar.
  4. Peserta memiliki keberanian untuk menolak hal yang buruk bagi dirinya, serta mengembangkan hal baik bagi kemajuan dirinya.
  5. Peserta mampu menerapkan hasil dari layanan bimbingan kelompok pada kehidupan nyata dan mendapatkan hasil sesuai keinginan.

Dengan memberikan materi terkait motivasi belajar, maka peserta dapat menyusun rencana kegiatan yang dapat menunjang proses belajar mereka. Sehingga tujuan akhir dari para peserta dapat terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan.

BAB III PENUTUP

Note: Sesuaikan format makalah seperti berikut ya!

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada BAB sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat memberikan banyak manfaat positif bagi peserta atau siswa. Dengan pembahasan materi tentang motivasi belajar, maka peserta dapat melaksanakan upaya kegiatan yang dapat meningkatkan motivasi belajar mereka di kehidupan nyata.

B. SARAN

Kami sebagai penulis juga memiliki saran kepada para Guru BK agar dapat mengadakan layanan bimbingan kelompok secara berkala agar masalah yang dialami siswa yang dicegah sedini mungkin. Selain itu, layanan bimbingan kelompok juga bisa mempererat hubungan antar guru dan siswa.

Contoh Makalah Sederhana

Contoh Makalah Sederhana
Contoh Makalah Sederhana

Berikut adalah sebuah contoh makalah sederhana yang bisa kamu jadikan acuan dalam pembuatan makalah baik dari jenjang SMP, SMA, maupun untuk tugas kuliah.

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Manfaat Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata pelajaran biologi. Selain itu, makalah ini juga memiliki tujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi saya khususnya dan bagi para pembaca. Materi dalam makalah ini cukup penting karena berkaitan dengan ilmu biologi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Sri Wahyuni, S.Pd., M.Pd., selaku Guru mata pelajaran biologi, dan Bp. Rahmat Santoso, M.Pd selaku wali kelas XI IPA 6. Tidak lupa bagi teman-teman lain yang telah membantu menulis makalah ini, saya sampaikan terima kasih.

Terakhir, saya sadar bahwa makalah ini masih perlu untuk disempurnakan. Maka dari itu saya sangat terbuka pada kritik dan saran yang bisa meningkatkan kemampuan saya, agar pada tugas berikutnya bisa menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah……………………………………………………………………. 1
B. Batasan masalah……………………………………………………………………………… 1
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………… 2
D. Tujuan…………………………………………………………………………………………… 2
E. Manfaat………………………………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian biologi………………………………………………………………………………. 3
Manfaat biologi………………………………………………………………………………….. 5
Penerapan ilmu biologi dalam kehidupan sehari-hari……………………………. 6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………………………. 12
Saran……………………………………………………………………………………………….. 12

BAB I PENDAHULUAN

Note: Penulisannya sesuai format.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada saat di sekolah, siswa tentu mendapatkan banyak mata pelajaran. Terkadang beberapa siswa masih belum menyadari bahwa setiap mata pelajaran memiliki manfaat sendiri-sendiri di dalam kehidupan sehari-hari.

Saat berada pada jenjang Sekolah Dasar atau SD, mata pelajaran yang diberikan masih level dasar. Setelah memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama atau SMP, mata pelajaran mulai mengerucut secara spesifik.

Terlebih saat SMA/SMK, beberapa mata pelajaran semakin spesifik dan bahkan dijadikan sebagai jurusan khusus. Misalnya mata pelajaran yang tergabung dalam ranah Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Bagi siswa yang menyukai hal-hal terkait SAINS, maka bisa mengambil jurusan IPA. Sebaliknya, bagi siswa yang menyukai hal-hal sosial maka bisa mengambil jurusan IPS. Salah satu yang akan di bahasa dalam makalah ini adalah mata pelajaran Biologi yang notabene masuk dalam ranah SAINS.

Ilmu Pengetahuan Biologi membahas banyak hal yang berkaitan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah mempelajari tentang sistem pernapasan pada manusia. Di mana setiap detik manusia akan bernapas agar tetap hidup. Secara lebih lanjut, akan di bahas dalam makalah ini agar pembaca bisa lebih detail mengetahui manfaat Biologi dalam kehidupan sehari-hari.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas manfaat Ilmu Pengetahuan Biologi dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh semua orang secara umum.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

  1. Bagaimana pengertian Ilmu Pengetahuan Biologi?
  2. Hal-hal apa saja yang dipelajari di dalam Ilmu Biologi?
  3. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembaca dalam hal manfaat Ilmu Pengetahuan Biologi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan ini sangat penting karena setiap hari semua orang tidak lepas dari kegiatan yang berkaitan dengan Ilmu Biologi.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai ilmu pengetahuan bagi para pembaca, agar dalam setiap aktivitas yang dijalani sehari-hari dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB II PEMBAHASAN

Note: Penulisan sesuai format.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIOLOGI

Biologi adalah salah satu cabang ilmu yang membahas tentang makhluk hidup, mulai dari struktur, pertumbuhan, fungsi, evolusi, dan taksonominya. Dalam ilmu biologi, dasar yang paling utama adalah bahwa sel merupakan satuan dasar yang menjadi cikal bakal kehidupan. Kemudian disusul dengan gen yang merupakan satuan dasar dalam hal yang berkaitan dengan pewarisan.

Selain itu ada pembahasan tentang evolusi pada makhluk hidup. Evolusi merupakan suatu mekanisme yang membuat makhluk hidup mengalami perubahan atau bahkan menghasilkan spesies baru. Dalam praktik kehidupan sehari-hari, Ilmu Biologi mempelajari tentang proses pertahanan yang dilakukan oleh setiap makhluk hidup berupa aktivitas mengkonsumsi, dan menghasilkan energi agar kehidupan bisa berjalan secara stabil.

B. MANFAAT BIOLOGI

Banyak manfaat yang diperoleh dari Ilmu Pengetahuan Biologi, di antaranya adalah:

1. Sektor Pertanian.

Biologi sangat bermanfaat dalam sektor pertanian. Penerapannya terkait dengan adanya sel dan gen sebagai faktor penentu keberlangsungan hidup pada tumbuhan. Salah satu contohnya adalah menciptakan varian hasil tumbuhan dengan karakter yang lebih unggul dari aslinya. Saat ini mulai banyak dikembangkan buah-buahan dan sayuran yang telah melalui rekayasa genetik demi mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dari karakter aslinya.

2. Sektor Kesehatan.

Dalam kesehatan, Ilmu Biologi juga memiliki peran yang sangat penting dan vital. Karena dalam Ilmu Pengetahuan Biologi membahas tentang susunan struktur tubuh makhluk hidup, khususnya pada hewan dan manusia. Struktur yang dipelajari meliputi ilmu tentang jaringan atau histologi, ilmu tata letak tubuh atau anatomi, ilmu yang membahas tentang faal tubuh atau fisiologis, ilmu tentang kondisi yang abnormal atau patologi, dan masih banyak lainnya.

3. Bidang Obat-obatan (Farmasi)

Terkait dengan sektor kesehatan, Ilmu Biologi juga membahas tentang obat-obatan yang dapat menunjang kesehatan makhluk hidup, khususnya bagi yang terserang penyakit. Bahkan, Ilmu biologi juga dapat menghasilkan senyawa antibiotik serta senyawa insulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari ancaman virus atau bakteri dari luar.

C. PENERAPAN ILMU BIOLOGI

Penerapan Ilmu Biologi dalam kehidupan sehari-sehari secara spesifik diantaranya:

1. Bidang Kesehatan dan Kedokteran

Pada kedua bidang ini Ilmu Pengetahuan Biologi memiliki peran sangat penting. Misalnya yaitu berkaitan dengan operasi bedah pada pasien, pelayanan metode bayi tabung bagi pasangan suami istri yang sulit mendapatkan anak, dan yang paling sering digunakan adalah pemeriksaan pada penyakit-penyakit ringan seperti flu, demam, dan sebagainya.

2. Bidang Farmasi

Berkaitan erat dengan dengan bidang kesehatan dan kedokteran, Ilmu Pengetahuan Biologi juga berfungsi untuk membuat obat-obatan. Tidak hanya obat dengan campuran bahan kimia, tetapi juga obat herbal yang menggunakan bahan dasar tanaman. Berkat Ilmu Biologi, masyarakat bisa mengkonsumsi obat herbal atau jamu karena telah mengetahui khasiat dari macam-macam tanaman yang ada di sekitarnya.

3. Bidang Pertanian.

Contoh spesifik penerapan Ilmu Pengetahuan Biologi dalam bidang pertanian adalah praktik menanam dengan metode hidroponik, merekayasa genetika dan kultur jaringan pada tumbuhan. Metode-metode ini dipelajari secara detail dengan ilmu Biologi. Berkat ilmu-ilmu ini, masyarakat bisa memakan buah pepaya yang tidak mudah membusuk (rekayasa genetika), mengkonsumsi buah dan sayur organik yang tidak mengandung pestisida (metode hidroponik), dan berbagai macam produk unggul lainnya.

4. Bidang Pangan

Pada bidang ini Ilmu Pengetahuan Biologi juga sangat berperan penting dan vital. Pasalnya, berkat Ilmu Biologi ini masyarakat bisa mengkonsumsi berbagai jenis makanan olahan seperti tahu, tempe, kecap, yogurt, sosis, dan masih banyak lainnya. Selain enak dan bergizi, makanan-makanan tersebut juga dapat mempermudah masyarakat dalam menyiapkan menu makanan sehari-hari.

5. Bidang Peternakan

Pada bidang peternakan, Ilmu Pengetahuan Biologi berguna sebagai pencipta metode inseminasi buatan atau disebut juga kawin suntik. Dengan metode ini, para peternak bisa menghasilkan produk hewani tanpa harus melalui perkawinan secara alami. Contohnya adalah peternak ayam, ayam-ayam tersebut bisa menghasilkan telur hanya dengan inseminasi buatan. Sehingga metode ini sangat menguntungkan bagi peternak, karena dapat menghemat waktu dan bisa menghasilkan laba yang besar.

6. Bidang Perikanan

Tidak kalah penting dari bidang lainnya, Ilmu Pengetahuan Biologi juga memberikan kemudahan dan keuntungan bagi para pelaku usaha di bidang perikanan. Misalnya tentang budidaya kerang sebagai penghasil mutiara yang memiliki nilai jual yang sangat mahal, budidaya ikan hias, dan sebagainya. Dengan membudidayakan ikan maka dapat membantu meningkatkan sistem perekonomian bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah pesisir.

7. Bidang Industri

Bidang industri juga perlu menguasai Ilmu Pengetahuan Biologi. Salah satu contohnya yaitu pemanfaatan bakteri untuk memisahkan logam dari bijinya. Dengan menggunakan teknik-teknik khusus yang berkaitan dengan Ilmu Biologi, maka para Pengusaha ini akan semakin mudah menjalankan roda bisnisnya.

8. Bidang Pengelolaan Hidup

Terkait dengan bidang industri, Ilmu Pengetahuan Biologi juga berfungsi dalam bidang pengelolaan hidup. Misalnya adalah, proses pengelolaan limbah yang telah dihasilkan dari sebuah industri. Jika limbah tidak dikelola dengan baik dan benar, maka akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan lingkungannya. Salah satu cara untuk mengelola limbah yaitu dengan memanfaatkan mikroorganisme dan bakteri agar bisa menguraikan limbah-limbah industri seperti minyak, plastik, dan lain-lain.

BAB III PENUTUP

Note: Penjelasan penulisan seperti format berikut.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada BAB II, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Biologi memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Mulai dari bidang kesehatan, kedokteran, pertanian, dan lain sebagainya.

B. SARAN

Kami sebagai penyusun makalah juga akan memberikan saran kepada para pembaca, agar memperbanyak bacaan terkait Ilmu Pengetahuan Biologi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah segala macam aktivitas sehari-hari yang tentu tidak pernah lepas dari makhluk hidup lain di sekitar kita.

Contoh Makalah Penelitian

Contoh Makalah Penelitian
Contoh Makalah Penelitian

Berikut adalah contoh makalah penelitian beserta cover makalah yang sudah kami lampirkan sesuai dengan gambar dan penjelasan lengkapnya.

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan optimal dan dapat selesai secara tepat waktu. Makalah ini saya beri judul “Pengaruh Koping Stres Untuk Siswa SMA”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas perkuliahan dari dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga memiliki tujuan untuk memberikan wawasan baru bagi saya sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal mengelola stres pada siswa SMA dengan menggunakan beberapa jenis koping.

Saya selaku penulis tidak lupa untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Dini Wulandari Sari, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pengampu dan Bp. Haikal Ramli, M.Pd selaku dosen wali. Tidak lupa untuk rekan mahasiswa lainnya yang telah ikut mendukung penyusunan makalah ini, saya juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna secara keseluruhan. Maka dari itu saya sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun. Agar kemampuan saya dapat bertambah dan pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para pembaca.

DAFTAR ISI       

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar belakang masalah……………………………………………………………………… 1
  2. Batasan masalah……………………………………………………………………………….. 1
  3. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….. 2
  4. Tujuan……………………………………………………………………………………………… 2
  5. Manfaat……………………………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

  1. Pengertian stres………………………………………………………………………………… 3
  2. Pengertian koping stres……………………………………………………………………… 5
  3. Bentuk koping stres…………………………………………………………………………… 7
  4. Jenis-jenis koping stres……………………………………………………………………… 9
  5. Peran koping stres untuk siswa…………………………………………………………… 11
  6. Kerangka Berpikir……………………………………………………………………………… 13
  7. Hipotesis………………………………………………………………………………………….. 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  1. Tempat dan waktu pelaksanaan…………………………………………………………. 12
  2. Variabel Penelitian……………………………………………………………………………. 12
  3. Metode dan desain penelitian…………………………………………………………….. 12
  4. Populasi, sample, dan sampling…………………………………………………………. 13
  5. Instrumen penelitian………………………………………………………………………… 15
  6. Teknik analisis data………………………………………………………………………….. 17

BAB IV PENUTUP

  1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………….. 21
  2. Saran……………………………………………………………………………………………… 21

BAB I PENDAHULUAN

Note: Penulisan sesuai dengan format.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seorang siswa memiliki kewajiban untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Tanggung jawab tersebut bertujuan untuk mencapai kematangan intelektualnya. Bagi siswa SMA, selain tanggung jawab terhadap tugas belajar juga diharapkan menguasai kompetensi dalam mengambil keputusan serta dapat memecahkan masalah. Keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan secara matang, serta bersiap dengan berbagai resiko yang mungkin terjadi.Namun pada kenyataannya, sebagian siswa tidak mampu belajar dengan baik di kelas. Meskipun kondisi finansial orang tua siswa telah mendukungnya secara penuh. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu stres.

Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Oseatiarla, dkk. : 2012) stres adalah hubungan antara seseorang dengan lingkungannya, di mana hubungan tersebut ada banyak tuntutan yang melebihi kemampuan seseorang tersebut serta dapat membahayakan kesejahteraannya. Stres terjadi diakibatkan oleh alasan yang dikenal sebagai stressor. Stressor bisa bersumber dari lingkungan fisik, kepribadian seseorang itu sendiri, kelompok serta keorganisasian

(Siswanto, 2007 : 52). Banyaknya tugas sekolah yang harus dipenuhi oleh siswa merupakan stressor yang bersumber dari siswa sendiri, karena tanggung jawab dalam mengerjakan tugas sekolah dirasa terlalu berat bagi siswa.
Sebagian siswa dapat mengelola stres dengan optimal sehingga mampu meraih prestasi, karena siswa memiliki kemampuan dalam merespon serta mengelola peluang yang datang secara positif, misalnya seperti perintah atau tugas dari guru, maupun kesadaran yang timbul dari diri siswa sendiri dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar. Namun sebagian siswa lainnya juga banyak yang mengalami stres, karena menganggap tugas sekolah dan belajar sebagai tekanan, sehingga tidak dapat mencapai hasil yang diharapkan.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu luas, penulis perlu membatasi pembahasan dalam makalah ini. Pembatasan yang penulis terapkan yaitu hanya membahas koping stres dalam masalah belajar yang bisa dilakukan oleh siswa SMA.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

  1. Apa yang dimaksud dengan stres?
  2. Bagaimana penjelasan tentang koping stres?
  3. Bagaimana peran koping stres untuk motivasi belajar siswa?
  4. Bagaimana hasil penelitian terhadap siswa SMA terkait keterampilan koping stres?

D. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk meneliti apakah koping stres dapat mempengaruhi motivasi belajar pada siswa SMA. Selain itu makalah ini juga bertujuan memberikan wawasan baru khususnya bagi para siswa SMA agar bisa menerapkan koping stres agar bisa mencapai hasil belajar yang maksimal.

E. MANFAAT

Makalah ini memberikan beberapa manfaat yaitu:

1. Teoritis

Secara umum, makalah penelitian ini memberikan manfaat untuk menggambarkan ilmu Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, serta memberikan penjelasan tentang pentingnya keterampilan koping stres bagi siswa SMA dalam menghadapi tugas dan tanggung jawabnya di sekolah.

2. Praktis

a. Sekolah

Memberikan beberapa informasi bagi pihak sekolah terkait keterampilan koping stres yang perlu dijelaskan oleh setiap siswa, agar segala kegiatan belajarnya menjadi lebih baik dan terarah.

b. Siswa

Agar siswa mengetahui tentang keterampilan koping stres, serta dapat menerapkannya untuk kepentingan belajar dan tanggung jawab terhadap tugas dari guru.

BAB II PEMBAHASAN

Note : Penulisan sesuaikan dengan format makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRESS

Kondisi stres pada individu diawali dengan stimulus yang kurang baik. Misalnya bagi seorang siswa, banyaknya tugas sekolah dan tuntutan orang tua bisa dijadikan sebagai stimulus atau stresor. Setelah siswa terpengaruh oleh stresor tersebut, maka secara reflek siswa akan memberikan sebuah respon, respon yang dimunculkan bergantung dari bagaimana karakter siswa tersebut.

Respon yang dihadirkan bisa berupa respon fisik maupun psikis, respon fisik misalnya siswa merasa berdebar jantungnya saat akan menjalani ujian semester, sedangkan untuk respon psikis contohnya siswa merasa ketakutan di kala mendapatkan hasil nilai yang jelek pada ulangannya.

Setelah siswa memberikan respon, maka selanjutnya akan ada sebuah proses yang siap melanjutkan respon yang telah muncul sebelumnya. Jika siswa telah mengalami gejala stres, maka akan muncul perubahan pada tingkah laku, afeksi, maupun kognisinya. Contohnya, saat siswa mendapatkan nilai yang jelek maka siswa akan mudah marah, bahkan bisa dengan mudah menyalahkan gurunya karena telah memberikan nilai jelek.

B. PENGERTIAN KOPING STRES

Pengertian koping menurut Lazarus dan Sarafino (dalam Adi, 2010 : 2) yakni sebuah perwujudan hal-hal yang akan dilakukan oleh seseorang dalam mengatasi sebuah keadaan yang tidak menyenangkan, menekan, menantang, atau bahkan mengancam. Seseorang yang melakukan tindakan koping adalah sebagai bentuk usaha untuk meminimalisir atau mengurangi gejala stres.

Hampir semua orang selalu menginginkan sesuatu untuk memenuhi kepuasan dirinya, baik itu mengerjakan sebuah tantangan maupun tugas-tugas yang memang sudah menjadi kewajiban baginya. Namun terkadang hal tersebut bisa memberikan hasil yang menyenangkan maupun menyedihkan bagi seseorang yang menjalaninya. Berdasarkan keadaan tersebut, maka setiap orang perlu memiliki kemampuan dalam mengelola tugas beserta tantangan yang dihadapinya agar tidak berlanjut pada kondisi yang merugikan seperti stres.

Seseorang harus bisa melakukan koping agar dapat mengurangi gejala stres yang timbul karena tantangan maupun tugas dan tanggung jawab, selain itu juga agar seseorang bisa tetap optimal dalam mengerjakan hal-hal yang sudah menjadi tugasnya.

C. BENTUK KOPING STRES

Tidak semua orang bisa menghadapi atau mengelola stres dengan cara adaptif (konstruktif), ada banyak juga seseorang yang masih kurang mampu dalam mengelola keadaan stres dengan baik, sehingga tindakan koping yang dilakukan justru bersifat maladaptif (destruktif).

Contoh koping yang bersifat adaptif (konstruktif) yang bisa dilakukan seseorang adalah dengan sifat semangat seseorang mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, serta mampu menentukan skala prioritas dan menjadikannya sebagai jadwal rutin sehari-hari.

Sedangkan contoh untuk koping yang bersifat maladaptif (destruktif), seseorang akan melakukan tindakan yang negatif dalam menghadapi gejala stres, misalnya dengan perilaku marah-marah pada orang lain, melarikan diri dari tugas dan tanggung jawab, atau bahkan bisa melakukan tindakan yang berakibat fatal bagi dirinya sendiri seperti minum alkhohol atau mengkonsumsi narkoba.

D. JENIS-JENIS KOPING STRES

Berikut beberapa jenis koping stres yang telah dijelaskan oleh ahlinya, yaitu menurut Lazarus dalam (Siswanto, 2007 : 60) ada 2 jenis koping, yaitu :

1. Tindakan Langsung (Direct Action).

Koping ini bisa diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang dalam mengatasi sebuah ancaman maupun tantangan. Caranya yakni dengan mengubah masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Terdapat empat macam koping dari jenis tindakan langsung :

a. Mempersiapkan kemampuan diri dalam menghadapi luka.

Seseorang akan melakukan sebuah langkah aktif dan antisipatif (beraksi) dengan tujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan keadaan bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung ke dalam keadaan yang mengancam. Selain itu, seseorang juga akan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya yang mengancam tersebut. Misalnya, bagi siswa yang akan menghadapi ujian sekolah, tentu akan mempersiapkan dirinya dengan belajar secara berkala sekitar 6 bulan sampai 1 tahun sebelum ujian, dengan belajar sedikit demi sedikit tiap-tiap mata pelajaran yang diterimanya maka siswa tersebut akan memiliki kesiapan dan rasa percaya diri yang maksimal.

b. Agresi

Agresi adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan cara menyerang orang lain yang dirasa mengancam atau berpotensi melukai. Selain itu agresi juga bisa dilakukan saat seseorang merasa dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap sesuatu yang mengancam tersebut. Misalnya adalah sebuah tindakan penggusuran yang dilakukan Pemerintah kepada penduduk yang tinggal di pemukiman kumuh atau pinggiran sungai.

c. Penghindaran (avoidance)

Tindakan ini dilakukan saat orang yang mengancam dirasa lebih berkuasa dan berbahaya sehingga seseorang memilih untuk menghindari bahkan melarikan diri dari lingkaran situasi yang telah mengancam tersebut.

d. Apati

Apati merupakan tindakan koping bagi orang yang putus asa. Apati diwujudkan oleh seseorang dengan cara tidak bergerak dan menerima begitu saja tentang tindakan dari orang yang melukai. Seseorang tersebut juga tidak memiliki usaha apa-apa dalam memberikan perlawanan.

2. Peredaan atau Peringanan (Palliation)

Palliation mengacu pada pengurangan tekanan-tekanan fisik, motorik, serta tekanan emosi yang telah muncul akibat adanya lingkungan yang bermasalah. Artinya seseorang akan menggunakan koping ini jika posisinya dengan masalah yang dihadapi tidak mengalami perubahan, yang berubah adalah diri seseorang tersebut, yakni dengan cara merubah reaksi emosi atau persepsinya. Palliation memiliki dua macam koping, yaitu:

a. Diarahkan pada gejala (symptom directed modes).

Koping ini digunakan saat gejala-gejala stres muncul dari diri seseorang, lalu seseorang tersebut akan melakukan tindakan untuk mengurangi gangguan-gangguan yang berkaitan dengan emosi-emosi. Misalnya seperti melakukan kegiatan relaksasi, meditasi, atau berdoa untuk mengurangi ketegangan.

b. Cara Intrapsikis (Intrapsychic modes)

Koping ini memiliki beberapa cara yang dapat digunakan sebagai perlengkapan psikologis seseorang, atau sering dikenal dengan sebutan defense mechanism (mekanisme pertahanan diri).

E. PENGARUH KOPING STRES PADA SISWA

Koping stres pada siswa dapat memberikan pengaruh yang positif. Metode-metode yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam menghadapi stres yaitu:

1. Menurut Wade (2007 : 304) cognitive coping adalah sebuah cara untuk mengubah cara berfikir siswa terkait masalah yang dihadapinya. Meskipun masalah tersebut dinilai sangat sulit, bahkan tidak mungkin untuk diselesaikan. Ada tiga cara yang cukup efektif dalam menerapkan metode cognitive coping :

a. Menilai serta meninjau kembali situasi yang muncul.

Meskipun siswa tidak dapat menghilangkan keberadaan stresor, siswa dapat menggantinya dengan cara membuat pemikiran yang berbeda terhadap masalah tersebut. Proses ini sering disebut sebagai reappraisal (menilai/meninjau kembali). Masalah atau stresor yang muncul dapat diubah menjadi sebuah tantangan, dan kehilangan dapat diubah menjadi sebuah keuntungan yang tidak terduga bagi siswa tersebut. Reappraisal juga dapat merubah emosi kemarahan menjadi rasa simpati, rasa kecemasan menjadi determinasi, dan perasaan kehilangan menjadi perasaan memiliki kesempatan (Folkman & Moskowitz, 2000).

b. Belajar dari pengalaman

Siswa dapat memanfaatkan sebuah pengalaman menjadi sebuah kekuatan baru. Misalnya siswa memiliki pengalaman buruk yakni tidak lulus saat ujian sekolah, maka dengan pengalaman tersebut akan membuat siswa semakin semangat dalam belajar. Sebagian orang dapat mengambil pelajaran dari peristiwa yang tidak dapat dihindari, dan orang yang mengalaminya dapat menemukan sebuah arti dari pengalaman tersebut. Kemudian mereka akan mendapatkan sebuah keberhasilan dari usaha yang telah dilakukannya. (Davis, Nolen-Hoeksema, & Larson, 1998; Folkman & Moskowitz, 2000)

c. Membuat perbandingan sosial

Dalam situasi sulit, beberapa orang yang telah sukses seringkali membandingkan kondisi mereka dengan orang lain yang dianggap kurang beruntung dibandingkan kehidupan mereka. Terkadang orang sudah sukses menghadapi masalah juga akan membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain yang belum mampu menyelesaikan masalah dengan dibandingkan mereka sendiri (Collins, 1990). Sesuai dengan pendapat ahli tersebut, maka dapat diterapkan dalam kehidupan seorang siswa. Siswa perlu membandingkan diri mereka pada siswa lain secara pribadi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sendiri sebuah koping untuk menghadapi stres yang muncul akibat tugas yang menekan kemampuan siswa.

F. KERANGKA BERFIKIR

Gejala stres bermula pada saat siswa menerima stresor. Stresor bisa berupa tugas, tuntutan maupun kendala-kendala yang muncul saat siswa menerima pelajaran di sekolah. Stresor akan menuai sebuah respon dari siswa, setiap siswa akan memberikan respon yang berbeda-beda bergantung dari karakter setiap siswa. Respon yang muncul saat menghadapi stresor disebut dengan koping stres, hal ini sangat penting dilakukan agar gejala yang dirasakan tidak berlanjut pada kondisi stres yang lebih parah.

Respon keterampilan koping stres bisa berupa tindakan yang bersifat konstruktif atau pun destruktif. Setiap siswa perlu memiliki keterampilan koping stres yang bersifat konstruktif agar dapat terwujud kondisi psikis yang sehat, sehingga dapat menyelesaikan tugas, tuntutan dari guru, maupun menghadapi kendala belajar dengan baik. Untuk memberikan pemahaman kepada siswa, maka perlu dilakukan layanan yang disebut bimbingan kelompok, yaitu sebuah diskusi yang diikuti oleh 8 sampai 15 siswa dengan dipimpin oleh 1 guru BK.

Gambar 1
Bagan Kerangka Berpikir

Bagan Kerangka Berpikir

G. HIPOTESIS

Sesuai dengan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis kerja (Ha) dalam makalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, layanan bimbingan kelompok efektif meningkatkan keterampilan koping stres pada siswa. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) dirumuskan dengan layanan bimbingan kelompok tidak efektif dalam meningkatkan keterampilan koping stres pada siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Note: Penulisan makalah sesuai dengan format standar.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan penelitian berada di SMA N 2 Demak, penelitian akan dilaksanakan selama bulan Januari sampai dengan April tahun 2019. Adapun jadwal kegiatan penelitian secara detail dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

B. VARIABEL PENELITIAN

Dalam makalah penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas (independent) serta variabel terikat (dependent). Variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam makalah penelitian ini adalah koping stres (X). Variabel bebas (independent) merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam makalah penelitian ini yaitu bimbingan kelompok (Y).

C. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Model desain penelitian yang digunakan adalah rancangan Pre-Experimental Designs. Rancangan pre-experimental yang akan digunakan adalah jenis One group pretest-posttest design, dengan menggunakan minimal kontrol, yakni memberikan pretest sebelum dilakukan sebuah treatment, kemudian dilakukan observasi dengan pemberian posttest. Hasil treatment dapat diketahui secara akurat, karena akan diperoleh perbandingan antara keadaan sebelum dan sesudah treatment. Berikut ini tabel One group pretest-posttest yang digunakan dalam rancangan pre-experimental (Soegeng 2006: 163).

Tabel Desain Penelitian

Tabel Desain Penelitian

Test awal (Pre-test)Perlakuan / treatmentTest akhir (Post-test)
T 1XT 2

D. PUPULASI, SAMPEL, DAN SAMPLING

1. Populasi

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa dari kelas X IPA SMA N 2 Demak. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Rincian jumlah populasi siswa masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Rincian Jumlah Populasi

KelasJenis KelaminJumlah
Laki-LakiPerempuan
X IPA 1152035
X IPA 2142034
X IPA 3111930
X IPA 4142034
Jumlah5479133

2. Sampel

Sampel penelitian ini diambil menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan atau purposive sampling yaitu mengambil sampel dari banyaknya populasi berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan teknik ini, peneliti mengambil sampel sejumlah 10 siswa dengan alasan bahwa siswa tersebut telah sesuai dengan kriteria, yaitu siswa kurang memahami keterampilan koping stres. Selain itu, peneliti juga membatasi jumlah sampel agar pelaksanaan bimbingan kelompok dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

3. Sampling

Peneliti menggunakan teknik sampling yaitu sampel bertujuan atau purposive sampling. Alasan peneliti memakai teknik ini yaitu, agar materi dalam layanan bimbingan kelompok terkait koping stres dapat disampaikan secara tepat sasaran pada siswa-siswa yang belum bisa melakukan keterampilan koping stres yang bersifat konstruktif.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan skala likert keterampilan koping stres yang disajikan berupa skala psikologi. Skala ini memberikan pilihan untuk dijawab oleh subjek, pilihan tersebut yaitu “Sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai”. Pemberian skor pada jawaban subjek adalah sangat sesuai (SS) = 4, sesuai (S) = 3, tidak sesuai (TS) = 2, sangat tidak sesuai (STS) = 1. Sedangkan untuk jawaban pada item negatif pilihan skor sangat sesuai (SS) = 1, sesuai (S) = 2, tidak sesuai (TS) = 3, sangat tidak sesuai (STS) = 4.

Tabel Penskoran Skala Psikologis

      No

IndikatorItem favorableItem unfavorable
1.166
2.266
3.366
Jumlah :18

18

Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Koping Stres

IndikatorNomor ItemJumlah
  Favourable   Unfavourable
 Menilai atau meninjau kembali situasinya.1, 7, 1 3, 19, 25, 312, 8, 14, 20, 26, 3212
 Belajar dari pengalaman3, 9, 1 5, 21, 27, 33, 4, 10, 16, 22, 28, 34, 12
 Membuat perbandingan sosial5, 11,  17, 23, 29, 356, 12, 18, 24, 30, 3612

Jumlah

36

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Peneliti menggunakan sebuah teknik yaitu uji-t untuk mengetahui bagaimana pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan keterampilan koping stres terhadap siswa. Pengumpulan data dilakukan selama dua kali melalui sebaran angket, yaitu pada saat sebelum treatment (pre-test) dan sesudah pelaksanaan eksperimen (post-test). Menurut Arikunto (2010 : 349) adapun rumusnya adalah :

Rumus uji-t

Keterangan :
Md : mean dari perbedaan Pre test dan Posttest
Xd : deviasi masing- masing subjek (d- Md)
∑x²d : jumlah kuadrat deviasi
N : subjek pada sampel
db : ditentukan dengan N- 1

Apabila t_hitung ≥ t_tabel , maka hipotesis kerja diterima sebaliknya jika t_hitung ≤ t_tabel , maka hipotesis ditolak dengan taraf signifikan 5 %.

1. Validitas

Validitas merupakan sebuah suatu ukuran yang dapat menunjukan tingkat kevaliditan atau kesahihan pada sebuah instrument (Arikunto, 2010: 211). Suatu instrument yang valid harus mempunyai validitas tinggi. Penelitian ini menggunakan rumus product moment menurut (Arikunto, 2010: 213), sebagai berikut:

Validitas

Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% analisis butir untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal yang terdapat dalam instrument. Caranya yakni dengan mengkorelasikan skor total dengan skor-skor yang ada dalam butir soal, lalu dibandingkan pada taraf signifikansi sebesar 5%. Apabila rhitung > rtabel maka butir instrument dapat dinyatakan valid, namun sebaliknya jika r_hitung ˂ r_tabel maka butir instrument dinyatakan tidak valid. Tahap selanjutnya hasil rekapitulasi validitas bisa dilihat pada tabel berikut :

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas

No Butir

r xyKeteranganNo Butirr xy

Keterangan

1-0,027Tidak Valid190,109Tidak Valid
20, 491Valid200,37Valid
30,063Tidak Valid210,672Valid
40, 478Valid220,459Valid
50,222Tidak Valid230,07Tidak Valid
6-0,004Tidak Valid240,086Tidak Valid
7-0,103Tidak Valid250,468Valid
80,496Valid260,61Valid
90,705Valid270,751Valid
100,514Valid280,496Valid
110,659Valid290,687Valid
120,767Valid300,478Valid
130,637Valid310,622Valid
140,682Valid320,588Valid
150,457Valid330,593Valid
160,176Tidak Valid340,478Valid
170,028Tidak Valid350,484Valid
180,39Valid360,535Valid

Dari tabel tersebut diperoleh diperoleh rtabel sebesar 0, 344 dari banyak N = 33 pada taraf signifikansi 0, 05. Dikarenakan rh > rt (0, 027 < 0, 344), maka butir skala nomor 1 dinyatakan tidak valid. Butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid adalah: 1, 3, 5, 6, 7, 16, 17, 19, 23, 24. Untuk butir yang dinyatakan valid maka akan di uji reliabilitasnya, dan yang tidak valid harus dihilangkan.

2. Reliabilitas

Dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha dalam mencari reabilitasnya. Rumus Alpha bertujuan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan bernilai 1 dan 0. Rumus Alpha dapat dituliskan sebagai berikut:

Suatu instrument dapat dikatakan reliable atau tidak, dapat diukur dengan rumus alpha dan instrument dapat dikatakan tidak reliable jika r11 > rtabel.

Perhitungan Reliabilitas

Langkah-langkah :

1. Menghitung varian butir.

Untuk varians butir no.1 :

2. Menghitung varians total.

3. Menghitung reliabilitas alpha :

Nilai r11 (0,893) > rtabel (0,329) maka variabel ini adalah reliable.

Kisi-kisi Pengembangan Instrumen

Skala Kematangan Vokasional (Sesudah Try Out)

IndikatorFavorableUnfavorableJumlah item
Eksplorasi terhadap 

masalah pekerjaan

1, 7, 19, 2413, 16, 21, 2812
Perencanaan masalah

Pekerjaan

11, 17, 22, 292, 8, 14, 2012
Penilaian diri yang

berhubungan dengan 

pemilihan pekerjaan

3, 9, 275, 12, 23, 26, 3012
Kemandirian dalam 

pengambilan keputusan 

pemilihan pekerjaan

6, 18,4, 10, 15, 2512
Jumlah131730

BAB IV PENUTUP

Note: Penulisan harus sesuai format.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Melalui pembahasan pada BAB sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan pengetahuan tentang koping stres pada siswa. Kemudian siswa mampu menerapkan koping stres untuk mengelola tugas dan tuntutannya sebagai siswa.

B. SARAN

Sebagai penulis, saya juga memiliki saran kepada para pembaca khususnya guru BK dan wali kelas, yakni agar selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada siswanya agar tidak terlalu cemas menghadapi tugas-tugas sekolahnya.

Setelah mempelajari contoh makalah diatas, semoga kamu dapat lebih memahami tentang bagaimana cara menulis makalah secara baik dan benar. Sehingga dapat memberikan hasil yang memuaskan pada nilai tugas kamu.

Mana saja yang paling kamu butuhkan dari contoh makalah diatas? Contoh makalah penelitian, contoh makalah pendidikan dan beberapa contoh makalah lain berbagai tema.

Untuk makalah dan proposal adalah dua jenis laporan yang berbeda, fyi juga untuk membuat makalah yang baik perlu juga kutipan yang bagus dan valid.

Terimakasih telah berada di web kami theinsidemag.com dan kalau bisa dibagikan kepada teman-teman kamu agar lebih bermanfaat kedepannya. Salam contoh makalah!

Originally posted 2021-11-09 15:36:53.

Leave a Comment