Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok adalah salah satu gerakan yang mendominasi setiap bangsa dan negara.

Indonesia ini termasuk salah satu negara yang kaya akan sejarah. Banyak sejarah bangsa ini yang memiliki nilai perjuangan. Dari sejarah merebut kemerdekaan, masa pemerintahan dan lain sebagainya.

Bahkan karena beberapa peristiwa tersebut, hingga saat ini masih dilaksanakan beberapa peringatan seperti hari pahlawan yang diperingati setiap 10 November, hari lahirnya Pancasila dan lain sebagainya.

Mengenal kilas sejarah merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik dan bernilai positif. Ada banyak hal yang bisa Anda ketahui dari sebuah peristiwa yang pernah terjadi.

Beberapa peristiwa tersebut memberikan pengajaran dan wawasan yang bisa Anda gunakan untuk di kemudian hari. Salah satu peristiwa bersejarah di Indonesia adalah lahirnya Gerakan Non-Blok.

Apakah itu pengertian Gerakan Non Blok? Bagaimana sejarahnya? Serta apa saja tujuan lahirnya Gerakan Non Blok tersebut? Apakah Anda penasaran? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini!

Pengertian Gerakan Non Blok

Pengertian Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok atau yang biasa disingkat dengan GNB atau dalam bahasa inggrisnya adalah Non-Aligned Movement (NAM).

GNB ini merupakan sebuah organisasi Internasional yang menganggap dirinya bergabung atau beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar manapun. Gerakan ini terdiri dari lebih dari 120 negara.

Tokoh dan Pendiri GNB

Tokoh dan Pendiri GNB

Pendiri atau Tokoh dari Gerakan Non Blok ini adalah terdiri dari 5 pemimpin dunia, yaitu:

a. Josip Broz Tito, Presiden Yugoslavia
b. Soekarno, Presiden Indonesia
c. Pandit Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India
d. Gamal Abdul, Nasser Presiden Mesir
e. Kwame Nkrumah, dari Ghana.

Sejarah dan Latar Belakang Gerakan Non Blok

Latar Belakang Gerakan Non Blok

Latar belakang Gerakan Non Blok terjadi karena persaingan antara dua kekuatan besar di dunia, yaitu Blok Timur dengan Blok Barat.

Kedua kelompok tersebut tengah berada pada masa perang dingin. Uni Soviet yang memimpin negara-negara di Blok Timur smeentara pada Blok Barat dipimpin oleh Negara Amerika Serikat.

Masing-masing blok berusaha untuk saling menarik dukungan dari negara-negara lain.

Bagi negara berkembang agar tidak terpengaruh atau terdampak dalam perang dingin tersebut akhirnya terbentuklah Gerakan Non Blok. Dimana tidak memihak pada blok manapun, baik Blok Barat maupun Blok Timur.

Kata “Non-Blok” sendiri dicetuskan pertama kali oleh Perdana Menteri India yaitu Pandit Jawaharlal Nehru dalam pidatonya di Colombo tahun 1945.

Dalam pidatonya tersebut, Nehru menjabarkan lima pilar yang ditetapkan sebagai pedoman relasi Sino-India, atau yang lebih dikenal dengan nama Panchsheel (Lima Pengendali).

Prinsip Panchseel GNB

Prinsip Panchseel GNB

Prinsip tersebut kemudian digunakan sebagai prinsip Gerakan Non Blok. Isi dari lima prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan
  2. Perjanjian tidak saling melakukan agresi
  3. Tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri negara lain
  4. Setara dan saling menguntungkan
  5. Menjaga perdamaian.

Sementara GNB sendiri terlahir dari sebuah Konferensi Tinggi Asia-Afrika yang diadakan di Bandung, Indonesia yang terjadi pada tahun 1955.

Gerakan ini terbentuk atas dasar ketidak inginan terhadap keterlibatan dalam konfrontasi ideologi Blok Timur dengan Blok Barat.

Kemudian gerakan ini dicanangkan kembali pada KTT yang diselenggarakan di Beograd, Yugoslavia pada tahun 1961.

Pada saat itu konferensi tersebut dihadiri oleh 25 negara yaitu India, Indonesia, Algeria, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Kamboja, Sri Lanka, Kuba, Kongo, Cyprus, Mesir, Sthiopia, guinea, Ghana, Lebanon, Irak, Maroko, Mali, Nepal, Arab Saudi, Sudan, Somalia, Suriah dan Tunisia.

Hasil konferensi tersebut mendaulat Josip Broz Tito untuk menjadi pemimpin pertama dalam Gerakan Non Blok. Sejak pertemuan di Yugoslavia, serangkaian konferensi Gerakan Non Blok diselenggarakan di berbagai negara. Diantaranya adalah di Kairo, mesir pada tahun 1964.

Pada konferensi kali ini dihadiri oleh 46 negara berkembang. Kebanyakan dari negara-negara tersebut merupakan negara dari Benua Afrika yang baru saja meraih kemerdekaannya.

Setelah pertemuan di Mesir, konferensi selanjutnya dilaksanakan di Lusaka, Zambia (1970), Kolombo, Srilanka (1976), Algiers, Aljazair (1973), Havana, Cuba (1979), Harare, Zimbabwe (1986), New Delhi, India (1983).

Beograd, Yugoslavia (1989), Jakarta, Indonesia (1992), Cartagena de Indias, Kolombia (1995), Kuala Lumpur, Malaysia (2003), Durban, Afrika Selatan (1998),  Havana, Kuba (2006).

Teheran, Iran (2012), Sharm El-Sheikh, Mesir (2009), dan terakhir pada tahun 2015 dilaksanakan konferensi di Karakas, Venezuela.

Tujuan Gerakan Non Blok

Tujuan Gerakan Non Blok

Tujuan Gerakan Non Blok tercantum pada deklarasi Havana yang dilakukan pada tahun 1979, yaitu:

Menjamin “kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial nasional dan keamanan dari negara-negara nonblok” dalam perjuangan mereka menentang kolonialisme, imperialisme, apartheid, neo-kolonialisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi asing, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, menentang segala bentuk blok politik serta kerja sama Internasional berdasarkan persamaan hak.

Dari tujuan Gerakan Non Blok di atas, dijabarkan ke dalam 3 poin utama yaitu:

  1. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat (Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) dalam perang dingin
  2. Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok
  3. Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya dengan membantu perjuangan negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.

Meskipun terbentuknya aliansi ini dimaksudkan agar sesama anggotanya memiliki komunikasi dan hubungan kedekatan, namun sayangnya hal itu tidak terjadi.

Akhirnya memicu banyak anggota untuk berlaiansi dengan negara adidaya tersebut.

Misalnya yang terjadi pada Kuba yang memiliki hubungan kedekatan dengan Uni soviet dan India yang dekat dengan Uni Soviet melawan Tiongkok yang berlangsung selama beberapa tahun.

Anggota Gerakan Non Blok

Anggota Gerakan Non Blok

Anggota Gerakan Non Blok atau GNB ini sangatlah banyak, di setiap negara benua Afrika terkecuali Sudan Selatan dan Sahara Barat merupakan anggota dari GNB.

Total ada 53 negara yang tergabung. Sedangkan di Asia mencapai 37 negara yang mana Indonesia termasuk ke dalamnya.

Semua negara anggota ASEAN juga bergabung ke GNB, untuk benua Amerika ada 26 negara. Sedangkan dari Eropa hanya 1 negara diikuti dengan Oceania hanya 3 negara.

Total ada 120 negara, ini tentunya mewakili 50% penduduk dunia dan 2/3 negara yang tergabung di PBB.

Kelemahan Gerakan Non Blok

Kelemahan Gerakan Non Blok

Untuk kelamahannya yaitu anggota-anggotanya kurang erat dan dekat. Tidak seerat NATO atay Pakta Warsawa.

Bahkan ada beberapa negara anggota yang mengikuti salah satu negara adidaya. Contohnya India yang ikut dengan Uni Soviet melawan RRC.

Kuba pun tak jauh beda walau awalnya mengaku non blok, mungkin karena prinsip dasar negaranya sama seperti Uni Soviet yaitu komunis.

Ada lagi yang lebih buruk, konflik sesama anggota GNB seperti Pakistan dan India juga Irak melawan Iran.

Selain itu, dahulu tahun 1979, Afghanistan juga sedikit kacau ketika masa-masa penyerangan Uni Soviet ke Afghanisatn.

Negara-negara blok Timur mendukung penuh serangan Uni Soviet ke Afghanistan. Sementara GNB tidak bisa melakukan apapun karena harus menepati perjanjian dilarang intervensi.

Kredibilitas GNB jadi sedikit kacau dikarenakan beberapa masalah tersebut. Seperti Kuba yang katanya ikut GNB tapi realitanya malah berhubungan dekat dengan Blok Timur.

Pertemuan Anggota GNB

Pertemuan Anggota GNB

Pertemuan antar anggota juga aktif dilakukan. Semenjak GNB lahir sampai sekarang ini KTT dilakukan setiap 3 tahun sekali.

Tiap-tiap KTT paling lama adalah 7 hari (seminggu). Indonesia pernah menjadi tuan rumah KTT GNB ke 10 pada tanggal 1 hingga 6 September 1992 di Jakarta.

Waktu itu KTT masih di masa kekuasaan Soeharto. Tahun 2019, KTT GNB kedelapan belas akan diadakan di Azerbaijan.

Kepemimpinan GNB memang dipilih secara bergantian dari tiap anggota. Karena dipimpin bergantian oleh orang yang berbeda dari bangsa berbeda.

Maka, arah dari GNB ini juga kadang berubah-ubah. Meskipun begitu, tujuannya tetap menjaga dan memperjuangkan kedamaian dunia.

Presiden Soeharto pernah menjabat sebagai Sekjen GNB. Mulai dari 1992 hingga 1995. Tepat 3 tahun sebelum lengser. Ada faktor penyebab runtuhnya orde baru hingga mengakibatkan kerusuhan mei 1998.

Runtuhnya Uni Soviet dan Perang Dingin Berakhir

Runtuhnya Uni Soviet dan Perang Dingin Berakhir

Meski perang dingin sudah usai, GNB ini masih aktif menjaga perdamaian dunia. Sejarah runtuhnya uni soviet memang sebagai tanda usainya perang dingin.

Cukup banyak kontribusi GNB saat ini. GNB pernah mengkritik kebijakan luar negeri Amerika Serikat ketika invasi ke Irak.

Perang melawan terorisme dan persaingan nuklir antara Iran dan Korea Utara. Selain itu juga mendukung self-determination Puerto Rico dan Sahara Barat.

Pembangunan berkelanjutan juga merupakan program GNB seperti ekonomi dan beban hutang.

Merasa ada kesalahan di PBB dinamika kekuasaan, GNB juga berusaha mereformasi PBB dan membuat lebih transparan dan demokratis.

Perbedaan budaya dan hak asasi manusia dipertahankan oleh GNB. Para anggota GNB pun tergabung dalam beberapa organisasai.

Organisasi ini berguna untuk menyelesaikan masalah yang ada serta diharapkan bisa mempererat negara anggota GNB.

Contoh organisasinya seperti Uni Africa, Liga Arab, ASEAN, Organisation of Islamic Cooperation dan World Peace Council.

Peran Serta Indonesia Dalam Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok memiliki arti penting dalam politik luar negeri Indonesia, karena sejak awal munculnya gagasan GNB berada di Bandung, Indonesia.

Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Bandung menjadi bukti sejarah bahwa peran dan kontribusi Indonesia dalam mengawali gagasan terbentuknya GNB.

Tidak hanya itu, prinsip dan tujuan Gerakan Non Blok sendiri dilatarbelakangi dari refleksi dari perjuangan dan tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Adapun peran serta Bangsa Indonesia dalam Gerakan Non Blok antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Menjadi negara pemrakarsa lahirnya GNB. Yang dilahirkan dari konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.
  2. Sebagai salah satu negara pengundang Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok yang pertama. Mengundang dan mengajak negara lain untuk bisa tergabung.
  3. Menjadi ketua GNB Pada tahun 1992 hingga 1995. Pada saat itu GNB telah diikuti oleh 106 negara.
  4. Indonesia juga turut serta dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian abadi, ekonomi dunia dan memperjuangkan Hak Asasi Manusia berdasarkan asas keadilan.

Nah itulah penjelasan sekilas mengenai apa itu Gerakan Non Blok, apa saja latar belakang Gerakan Non Blok dan bagaimana sejarahnya.

Gerakan tersebut sebagai cara untuk menolak bergabung ke dalam perseteruan yang terjadi antara Blok Barat dan Blok Timur.

Dengan begitu agar bisa memfokuskan diri memperjuangkan kemerdekaan nasional dan mengatasi keterbelakangan di berbagai bidang di negara masing-masing.

Demikian artikel yang dapat kami sampaikan dari theinsidemag.com semoga bermanfaat! Terimakasih telah berkunjung.

Originally posted 2022-05-06 14:18:53.

Leave a Comment