Isi Tritura adalah hal yang saat itu diinginkan oleh bangsa kita. Tritura merupakan tonggak penting berakhirnya kekuasaan orde lama dan dimulainya era orde baru. Lalu apa isi tritura itu sendiri?
Isi Tritura sendiri mencerminkan luapan kekecewaan rakyat terutama mahasiswa kepada pemerintah khususnya Presiden Soekarno.
Dikarenakan pada waktu itu, Presiden tidak dengan tegas menumpas PKI yang diduga menjadi dalang dalam peristiwa 30 September.
Terjadinya pemberontakan yang dilakukan oleh PKI membuat rakyat memohon kepada pemerintah segera membubarkan partai beserta ormasnya.
Tidak hanya itu, rakyat juga menginginkan kabinet Dwikora bersih dari unsur-unsur simpatisan komunis.
Secara tegas rakyat juga menuntut pihak pemerintah memperbaiki kondisi ekonomi yang carut marut.
Pengertian Tritura
Tritura merupakan kepanjangan dari tri atau tiga tuntutan rakyat. Tritura ini diserukan oleh mahasiswa kepada pemerintahan Soekarno.
Aktivitas unjuk rasa menuntut tiga tuntutan rakyat ini melibatkan banyak sekali organisasi mahasiswa yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
Apa yang dilakukan oleh KAMI ini kemudian diikuti oleh kesatuan aksi lainnya.
Diantaranya adalah Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI).
Selain itu, tuntutan Tritura juga diserukan oleh Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI) dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI).
Tidak hanya aksi kesatuan, Tritura juga didukung oleh pihak TNI.
Isi Tritura
Sesuai dengan namanya, isi Tritura yang dikemukakan oleh mahasiswa dengan mengatasnamakan rakyat Indonesia terdiri dari tiga tuntutan, yaitu:
- Perintah untuk pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta ormas-ormasnya.
- Memerintahkan pemerintah untuk segera merombak susunan kabinet Dwikora.
- Permintaan kepada pemerintah untuk menurunkan harga bahan makanan.
Latar Belakang Terjadinya Tritura
Setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI, gelombang demonstrasi rakyat menuntut pembubaran PKI semakin keras.
Namun, pemerintah tidak segera tanggap dan mengambil tindakan dalam menyikapi demonstrasi ini.
Sementara itu, keadaan rakyat Indonesia sudah cukup menderita karena ekonomi yang kacau dan suhu politik yang terus memanas.
Akibat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melambung tinggi, maka KAMI dan KAPPI menjadi pelopor aksi demonstrasi yang tergabung dalam Front Pancasila.
Demonstrasi ini terjadi pada tanggal 12 Januari 1966 dimana Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut diwujudkannya isi tritura.
Meliputi pembubaran PKI, perombakan kabinet Dwikora dan menurunkan harga pangan.
Sebenarnya, tuntutan pertama dan kedua sudah pernah diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 September).
Sementara itu, tuntutan yang ketiga baru disertakan dalam Tritura karena menyangkut kepentingan banyak rakyat Indonesia.
Pada tanggal 21 Februari 1966, Soekarno akhirnya secara resmi mengumumkan reshuffle kabinet Dwikora.
Namun, masyarakat sangat kecewa dengan reshuffle kabinet karena tidak mencerminkan tuntutan pertama dari isi Tritura.
Ini dikarenakan pada kenyataannya dalam kabinet Dwikora hasil reshuffle masih terdapat banyak simpatisan PKI.
Kenyataan tersebut pada akhirnya membuat mahasiswa dan rakyat kecewa sehingga aksi demonstrasi terus meningkat.
Bahkan pada tanggal 24 Februari 1966, mahasiswa melakukan aksi boikot terhadap pelantikan menteri-menteri kabinet Dwikora.
Meningkatnya aktivitas demonstrasi membuat pasukan pengawal khusus Presiden yaitu Resimen Cakrabirawa turun ke jalan.
Dalam insiden bentrok antara mahasiswa dengan pasukan khusus ini terdapat korban meninggal bernama Arif Rahman Hakim.
Pada tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno secara sepihak membubarkan KAMI. Akan tetapi, para mahasiswa tetap tidak menyerah dan terus melakukan demonstrasi menuntut Tritura.
Akhirnya, Presiden Soekarno merespon tuntutan rakyat dengan mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 yang dikenal sebagai Supersemar.
Soekarno memberi perintah kepada Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima Angkatan Darat untuk melaksanakan Supersemar.
Secara garis besar, Soekarno memerintahkan Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna memulihkan keamanan dan ketertiban.
Aksi Demonstrasi Menuntut Isi Tritura
Menindaklanjuti demonstrasi mahasiswa yang semakin gencar di berbagai daerah Presidium KAMI kemudian memberikan peringatan.
Intinya adalah Presidium KAMI meminta agar seluruh pihak tetap mempertinggi kewaspadaan dan jangan bertindak secara sendiri-sendiri.
Peringatan ini diberikan menyusul terjadinya bentrok dengan unsur-unsur Front Marhaenis (Ali-Surachman).
Dalam penjelasannya mengenai insiden ini, Cosmas Batubara selaku ketua umum Presidium KAMI Pusat memberikan kesaksian.
Ia mengatakan bahwa saat itu rombongan mahasiswa KAMI yang sedang mendengarkan amanat Presiden telah dicegat dan diprovokasi oleh kelompok liar.
Cosmas menduga bahwa gerombolan tersebut adalah Front Marhaenis yang anti isi Tritura.
Ia juga meyakini bahwa Front Marhaenis itu telah disusupi oleh anasir-anasir CGMI. Tindakan liar tersebut tentu saja telah menodai barisan Soekarno yang dikomandoi oleh Pemimpin Besar Revolusi.
Padahal tujuan utama dari Barisan Soekarno adalah mempersatukan kekuatan rakyat yang progresif revolusioner untuk menghancurkan nekolim serta “Gestapu”/PKI.
Bentrokan ini terjadi ketika para mahasiswa yang tergabung dalam KAMI sedang mendengar amanat Presiden di Istana Merdeka.
Akibat bentrok ini beberapa mahasiswi terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit karena terluka.
Kemudian Presidium KAMI menghimbau kepada seluruh anggotanya yaitu PMII, PMKRI, GMKI, IMADA, HMI, SEMMI, GERMAHII, MAPANTJAS, PELMASI, GMD dan IMABA.
KAMI juga menginstruksikan kepada CSB, GMS, GMRI, KAMI universitas, KAMI akademi dan Dewan Mahasiswa di seluruh Indonesia agar tetap waspada.
Peringatan ini bertujuan untuk menghadapi tindakan kasar seperti yang pernah terjadi di Istana Negara.
Selain itu, KAMI juga menyerukan agar seluruh mahasiswa tetap merapatkan barisan guna menyelamatkan revolusi Indonesia.
Akhir Dari Peristiwa Tritura
Pada akhirnya, usaha mahasiswa mewujudkan isi Tritura melalui demonstrasi secara terus menerus membuat Soekarno segera bertindak.
Soekarno kemudian mengeluarkan Supersemar dan memberi perintah kepada Soeharto untuk mengamankan keadaan.
Soeharto kemudian membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya. Pasca keluarnya Supersemar, kondisi ekonomi juga cenderung membaik.
Demikian isi tritura yang dapat kami theinsidemag.com sampaikan. Sebelumnya juga kami telah membahas mengenai materi perjanjian linggarjati. Terimakasih atas kunjungannya!
Originally posted 2022-02-21 11:55:09.