Pelapukan adalah proses penghancuran terhadap massa batuan yang meliputi penghancuran kimiawi, fisika dan biologis.
Pelapukan adalah salah satu kejadian alam yang sering terjadi di permukaan bumi.
Kejadian alam ini meliputi proses penghancuran bebatuan ataupun pembentukan batu-batuan serta bentang alam lainnya.
Fenomena alam ini akan memakan waktu yang lama serta dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Pengertian Pelapukan
Pelapukan merupakan suatu proses penghancuran terhadap massa batuan yang meliputi penghancuran kimiawi, fisika dan biologis.
Proses penghancuran batuan memerlukan waktu yang lama. Batu yang telah lapuk lama-kelamaan berubah menjadi tanah.
Tanah hasil penghancuran batuan disebut sebagai tanah mineral jika tidak tercampur oleh material lain.
Pelapukan juga memiliki definisi sebagai proses hancurnya bebatuan dari bentuk gumpalan besar menjadi butiran berukuran lebih kecil.
Hancurnya batuan disebabkan oleh tenaga eksogen yang menyebabkan mengelupasnya batuan. Temperatur dan air menjadi salah satu faktor penyebab utama batuan menjadi lapuk.
Faktor Penyebab Pelapukan
1. Keadaan pada Struktur Batuan
Pengertian keadaan pada struktur batuan meliputi sifat kimia dan juga sifat fisik yang memang sudah dimiliki oleh bebatuan. Sifat kimia pada batuan meliputi unsur-unsur kimia yang dimiliki oleh batuan tersebut.
Sementara yang dimaksud sifat fisika batuan adalah sifat yang bisa diamati secara fisik seperti warna bebatuan.
Perbedaan terhadap daya tahan batuan untuk menghadapi proses pelapukan ditentukan oleh struktur batuan yakni sifat fisika dan sifat kimia.
Beberapa batuan lebih keras dan lebih sulit untuk mengalami pelapukan dibandingkan batuan lainnya, yang cenderung lebih mudah lapuk meski ditempatkan di kondisi yang sama.
Batuan yang lebih sulit lapuk seperti batuan beku, sementara yang mudah lapuk adalah batuan sedimen atau batu lempeng.
2. Keadaan Topografi
Topografi adalah keadaan pada permukaan bumi. Keadaan pada muka bumi akan berpengaruh terhadap pelapukan batuan.
Batu yang berada di area landai akan lebih sulit lapuk ketimbang batu yang berlokasi di daerah lereng curam.
Hal ini disebabkan oleh batu yang berlokasi di area lereng curam akan bersentuhan langsung dengan cuaca sehingga mudah terkikis. Sementara batu di daerah landai umumnya ditutupi oleh endapan sehingga tidak mudah lapuk.
3. Cuaca dan Iklim
Faktor cuaca dan iklim sangat mempengaruhi proses pelapukan. Unsur cuaca meliputi curah hujan, suhu udara, angin dan sinar matahari.
Batuan lebih mudah lapuk ketika ditempatkan pada lingkungan dengan iklim panas dan lembab ketimbang di lingkungan beriklim dingin.
Apabila temperatur lingkungan terlalu cepat berubah, seperti malam yang dingin dan siang yang terlalu panas juga mempercepat pelapukan.
4. Kondisi Vegetasi
Vegetasi adalah tanaman yang keberadaannya berpengaruh terhadap proses pelapukan. Hal ini dikarenakan tanaman mempunyai akar yang bisa menembus hingga ke dalam celah bebatuan.
Akar tanaman semakin lama akan membesar hingga memungkinkan akar tersebut menerobos bebatuan. Akar yang menerobos ke dalam batuan dapat menyebabkan batuan mudah lapuk.
Jenis-Jenis Pelapukan
1. Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis atau fisika merupakan proses hancurnya bebatuan secara fisis dengan komposisi batuan yang tidak berubah.
Penyebab terjadinya penghancuran batuan secara fisis dikarenakan air membeku di dalam pori-pori bebatuan, pemuaian batuan serta perubahan temperatur secara drastis.
Bebatuan akan mengalami pemuaian ketika lingkungan mengalami perubahan temperatur secara drastis yakni saat temperatur sangat tinggi. Sementara saat temperatur turun, bebatuan akan mengalami pengerutan.
Batuan lama-kelamaan akan mengelupas atau bahkan terbelah menjadi bongkahan kecil jika proses pemuaian dan pengerutan terjadi terus-menerus. Di area pegunungan, erosi dapat menyebabkan air terperangkap di sela bebatuan dan membeku.
Volume air yang terjebak pada celah bebatuan akan membesar. Volume air yang membesar lama-kelamaan akan menekan struktur batuan dan merusaknya.
2. Pelapukan Kimia
Proses pelapukan kimiawi adalah suatu proses melapuknya batuan yang disertai oleh terjadinya perubahan terhadap susunan kimiawi di dalamnya. Proses hancurnya bebatuan secara kimiawi ini dikenal dengan dekomposisi.
Ada empat proses dalam hancurnya bebatuan secara kimiawi, yaitu hidrasi, hidrolisa, oksidasi. dan karbonasi.
Hidrasi adalah proses terbentuknya batuan yang disebabkan oleh terikatnya batuan pada bagian permukaan. Sementara hidrolisa terkait dengan terbentuknya tanah liat.
Hidrolisa sendiri adalah proses terurainya air menjadi ion negatif dan ion positif. Oksidasi adalah proses pengkaratan yang terjadi pada logam.
Batuan dapat berubah menjadi kecoklatan ketika kandungan logam di dalamnya mengalami pengkaratan.
Berkaratnya logam yang terkandung dalam batuan lama-kelamaan akan menyebabkan batuan menjadi lapuk.
Sementara karbonasi adalah proses lapuknya batuan yang disebabkan oleh karbondioksida. Senyawa karbondioksida ada di dalam air hujan dalam bentuk uap air.
Batuan kapur adalah jenis bebatuan yang mudah terkarbonasi. Batuan kapur yang bereaksi dengan karbondioksida akan membuat batu kapur mudah larut.
Oleh karena itu proses karbonasi ini dikenal juga dengan proses pelarutan. Pelarutan akan menghasilkan gejala karst.
3. Pelapukan Biologis
Pelapukan biologis atau organik adalah hancurnya bebatuan yang disebabkan oleh pengaruh aktivitas makhluk hidup, bisa tumbuhan, manusia dan hewan.
Proses lapuknya bebatuan oleh makhluk hidup dapat bersifat mekanis dan kimiawi. Misalnya manusia memecahkan batuan dan lumut merusak permukaannya.
Dampak Pelapukan
1. Dampak Positif
Tidak selamanya proses lapuknya batuan justru membuat bentang alam menjadi hancur dan jelek.
Beberapa aktivitas lapuknya batuan justru dapat menghasilkan bentang alam yang lebih indah dan sering dijadikan sebagai objek wisata seperti fenomena alam yang ada di Grand Canyon, Amerika Serikat.
Fenomena alam lapuknya batuan yang terjadi pada gunung kapur akan membentuk gua dengan stalagmit dan stalaktit.
Gua dengan stalagmit dan stalaktit sering kali dijadikan sebagai tempat wisata yang menarik pengunjung seperti Goa Jatijajar, Goa Maharani dan Goa Petruk.
2. Dampak Negatif
Lapuknya batuan dapat mendatangkan dampak negatif berupa destruksi atau penghancuran batu-batuan yang meliputi bangunan.
Dampak negatif lapuknya batuan pada bangunan sering terjadi pada dinding bangunan yang dibuat dari batuan sehingga merugikan manusia.
Lapuknya batuan sebagai tenaga destruktif ini paling sering menimpa bebatuan candi cagar budaya yang tentunya merugikan manusia. Apalagi candi merupakan peninggalan budaya dan sejarah.
Contoh Pelapukan
1. Pelapukan Kimia
- Level keasaman di sekitar batuan dapat meningkat akibat hidrolisis oleh air hujan hingga membentuk korosi batuan.
- Batuan kapur gamping menjadi hancur disebabkan oleh air.
2. Pelapukan Biologi
- Batuan dapat menjadi retak disebabkan oleh akar tumbuhan yang menerobos ke dalam pori-pori batuan hingga mengapit ruang di dalamnya.
- Lumut yang bertunas pada permukaan batuan akan menyebabkan terjadinya degradasi kualitas batuan. Meresapnya akar lumut yang bertunas akan menyebabkan permukaan batuan tidak lagi kokoh.
3. Pelapukan Fisika
- Batuan gurun mudah hancur karena perubahan suhu harian secara drastis.
- Pada area yang terjal, batuan mudah mengalami longsor.
Proses musnahnya atau hancurnya bebatuan dari yang berbentuk bongkahan menjadi pecahan kecil akan menghasilkan tanah yang baru. Faktor cuaca sangat berpengaruh terhadap proses lapuknya bebatuan.
Demikian materi mengenai pelapukan dan penjelasan lengkap yang dapat kami theinsidemag.com berikan, semoga berguna dalam pembelajaran kamu ya!
Originally posted 2022-03-11 12:44:14.