Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam 1 periode, umumnya selama 1 tahun.

Itulah merupakan pengertian pendapatan nasional secara umum dan singkat. Umumnya, pembahasan pendapatan nasional akan dipelajari di materi ekonomi SMA.

Di dalam teori ekonomi, pendapatan nasional cukup menarik perhatian untuk didiskusikan. Sebab, sampai saat ini hal tersebut masih dianggap sebagai pilar utama politik ekonomi.

Dapat diartikan, ke arah peningkatan pendapatan nasional itulah hampir semua kebijaksanaan di bidang perekonomian difokuskan.

Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Usaha pembangunan ekonomi juga dilakukan untuk menstabilitasi pendapatan negara.

Dengan adanya klausul semacam itu, di bawah ini akan kami sampaikan pengertian pendapatan nasional, manfaat, konsep, rumus, komponen serta contoh pendapatan nasional.

Pengertian Pendapatan Nasional

Pengertian Pendapatan Nasional

Secara umum, pengertian pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di dalam suatu negara dari penyeraha faktor-faktor produksi dalam 1 periode, umumnya selama 1 tahun.

Sebenarnya, definisi pendapatan nasional juga dapat dilihat melalui 3 pendekatan! Apa sajakah tiga pendekatan itu? Berikut penjelasannya:

1. Pendekatan Produksi, melalui pendekatan ini pendapatan nasional diartikan sebagai penjumlahan nilai tambah dari setiap barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu.

2. Pendekatan Pendapatan, dengan pendekata ini pengertian pendapatan nasional dapat didefinisikan yang menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa suatu negara dalam 1 periode tertentu.

3. Pendekatan Pengeluaran, pendekatan ini menghitung pendapatan nasional dari jumlah pengeluaran seluruh pelaku ekonomi, baik di dalam negeri maupun luar negeri selama 1 periode tertentu.

Pendapatan Nasional Menurut Para Ahli

Pendapatan Nasional Menurut Para Ahli

Definisi atau pengertian pendapatan nasional menurut para ahli adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Alfred Marshall pengertian pendapatan nasional adalah hasil dari modal dan juga tenaga kerja yang ditanamkan oleh investor terhadap kekayaan suatu negara baik berupa barang atau jasa.
  2. Menurut Arthur Cecil Pigou pengertian pendapatan nasional adalah bagian dari pendapatan objektif baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang dapat diukur dengan uang.
  3. Menurut Irving Fisher pengertian pendapatan nasional adalah hasil bersih yang dapat dikonsumsi secara langsung pada tahun itu juga.

Itulah merupakan definisi deviden nasional menurut para ahli. Jadi, kalau ada pertanyaan jelaskan pengertian pendapatan nasional menurut para ahli Marshall, Pigou dan Fisher kalian bisa menjawab ya!

Sejarah Pendapatan Nasional

Sejarah Pendapatan Nasional

Konsep pendapatan nasional atau deviden nasional dicetuskan pertama kali oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris, 1665).

Di dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama 1 tahun.

Tetapi, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, karena menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukan satu-satunya unsur dalam perhitungan deviden negara.

Menurut para ahli ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP).

GNP adalah seluruh seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

Konsep Pendapatan Nasional

Konsep Pendapatan Nasional

Ada sekitar 6 konsep pendapatan nasional yaitu:

  1. Produk Domestik Bruto (GDP).
  2. Produk Nasional Bruto (GNP).
  3. Produk Nasional Netto (NNP).
  4. Pendapatan Nasional Netto (NNI).
  5. Pendapatan Perseorangan (PI).
  6. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI).

Konsep-konsep tersebut digunakan untuk mengetahui deviden nasional suatu negara. Adapun penjelasan singkat untuk 6 konsep diatas adalah seperti berikut ini.

1. Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) adalah jumlah total barang dan jasa yang berhasil di produksi oleh unit-unit ekonomi di dalam negeri atau domestik dalam 1 periode selama 1 tahun.

GDP = Pendapatan Masyarakat Dalam Negeri + Pendapatan Asing Dalam Negeri

Barang dan juga jasa yang diproduksi oleh badan usaha asing di dalam negeri juga termasuk di dalam Gross Domestic Product (GDP).

Sebagai contoh, perusahaan X milik negara Jepang memiliki cabang di Indonesia, maka hasil produksinya termasuk dalam GDP.

2. Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) adalah total jumlah produk, baik barang maupun jasa, yang diproduksi oleh masyarakat suatu negara dalam periode tertentu, umumnya dalam 1 tahun.

Produksi tersebut termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut di luar negeri, misalnya pengusaha Indonesia yang beroperasi di negara lain.

GNP = Pendapatan WNI Dalam Negeri + Pendapatan WNI Luar Negeri – Pendapatan Asing Dalam Negeri

3. Produk Nasional Netto (NNP)

Produk Nasional Netto (Net National Product) jumlah total Produk Nasional Bruto dikurangi dengan penyusutan barang modal.

Penyusutan merupakan penggantian barang modal bagi peralatan yang digunakan untuk kegiatan produksi. Biasanya berupa taksiran sehingga bisa terjadi kekeliruan walaupun relatif kecil.

NNP = GNP – Depresiasi (Penyusutan Barang Modal)

4. Pendapatan Nasional Netto (NNI)

Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung berdasarkan jumlah balas jasa yang diperoleh masyarakat pemilik faktor produksi.

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

5. Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan Perseorangan (Personal Income) adalah jumlah total pendapatan yang diperoleh oleh masing-masing orang dalam masyarakat, termasuk penghasilan yang didapatkan tanpa harus bekerja (PNS yang dapat uang pensiun).

PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment

Transfer Payment adalah semua penerimaan yang bukan dari hasil balas jasa produksi, tapi diambil dari pendapatan nasional sebelumnya. Misal, dana pensiun, tunjangan pengangguran, dll.

6. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI)

Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income) adalah penghasilan yang sudah dikurangi dengan pajak langsung sehingga dapat dibelanjakan atau disimpan dalam bentuk investasi.

DI = PI – Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang tidak bisa dialihkan kepada pihak lain, misalnya pajak penghasilan.

Komponen Pendapatan Nasional

Komponen Pendapatan Nasional

Berikut adalah 13 komponen pendapatan nasional secara lengkap:

  1. Produk Domestik Bruto (GDP).
  2. GDP dengan Biaya Faktor.
  3. Produk Domestik Bersih (NDP).
  4. Nominal dan GDP Riil.
  5. Deflator GDP.
  6. Produk Nasional Bruto (GNP).
  7. GNP dengan Harga Pasar.
  8. GNP dengan Biaya Faktor.
  9. Net National Product (NNP).
  10. NNP dengan Harga Pasar.
  11. NNP dengan Biaya Faktor.
  12. Pendapatan Domestik.
  13. Pendapatan Pribadi.

Itulah tadi merupakan beberapa komponen dari deviden nasional secara jelas dan lengkap.

Manfaat Pendapatan Nasional

Manfaat Pendapatan Nasional

Adapun manfaat-manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah:

  • Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara.
  • Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu.
  • Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu.
  • Membandingkan kinerja ekonomi antar sektor.
  • Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara.
  • Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara.
  • Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup satu negara dengan negara lain.
  • Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu.
  • Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan antar negara.

Dengan adanya deviden nasional, tentu mempunyai manfaat untuk suatu negara tersebut. Karena, salah satu faktor negara maju adalah dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran dalam suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan.

Perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.

Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa.

Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk dalam negara pertanian atau agraris.

Jepang, merupakan negara industri, dan Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa dan lain sebagainya.

Data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional.

Data tersebut untuk membandingkan perekonomian antar negara atau antar daerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

Rumus Pendapatan Nasional

Rumus Pendapatan Nasional

Dalam menentukan deviden negara, diperlukan sebuah rumus agar kita dapat memahaminya lebih jelas dan detail mengenai deviden nasional.

Dimulai dari pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Secara lebih lanjut akan dijelaskan di bawah ini.

1. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan yang pertama adalah pendekatan produksi, disini ditekankan pada kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added).

Maka dari itu, perhitungan hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada sektor produksi. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Rumus Pendekatan Produksi:

Y = (Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Q3 x P3) + …. + (Qn x Pn)

Keterangan:

= Pendapatan Nasional

P1 = Harga barang ke-1

Pn = Harga barang ke-n

Q1 = Jenis barang ke-1

Qn = Jenis barang ke-n

2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional adalah pendekatan pendapatan.

Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat sebagai balas jasa dalm proses produksi.

  1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja.
  2. Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah.
  3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal.
  4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha.

Jadi, secara matematis menurut pendekatan pendapatan, deviden nasional dirumuskan sebagai berikut.

Rumus Pendekatan Pendapatan:

Y = w + r + i + p

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya.

= Pendapatan bersih dari sewa

= Pendapatan dari bunga

= Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Pendekatan pengeluaran ini dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku ekonomi (konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara.

  1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C).
  2. Investasi domestik bruto (Investment/I).
  3. Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government Expenditure/G).
  4. Ekspor neto atau nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor (Import/I) ⇒ (X-M).

Rumus Pendekatan Pengeluaran:

Y = C + G + I + (X – M)

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

C = Consumption (konsumsi rumah tangga)

I = Investment (investasi)

G = Government Expenditure (pengeluaran pemerintah)

X = Ekspor

M = Impor

Itulah tadi merupakan beberapa cara atau rumus dalam menghitung deviden nasional. Ketiga cara tersebut menggunakan 3 pendekatan yang berbeda.

Faktor yang Mempengaruhi

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional:

1. Permintaan dan Penawaran Agregat

Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.

Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.

Sedangkan, penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan tingkat harga tertentu.

Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.

Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

2. Konsumsi dan Tabungan

Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya setahun).

Sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya.

Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

3. Investasi

Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

Bagaimana readers semuanya? Apakah materi mengenai pendapatan nasional dapat dipahami dengan baik? Tentunya theinsidemag.com berharap agar selalu bermanfaat!

Originally posted 2022-04-21 14:12:50.

Leave a Comment