Perjanjian Linggarjati adalah salah satu perjanjian yang sangat populer dalam sejarah Indonesia.
Salah satunya isi perjanjian linggarjati yang harus Anda pahami itu Indonesia diakui secara defacto. Simak kutipan di bawah ini mengenai perjanjian linggarjati.
Setelah Indonesia berhasil memproklamirkan diri sebagai Negara Merdeka pada tanggal 17 agustus 1945 terlepas dari penjajahan Jepang.
Ternyata masalah tidak berhenti begitu saja. Pemerintah Belanda yang sebelumnya telah menjajah Indonesia selama 350 tahun lamanya ingin kembali menjajah Indonesia.
Awalnya,pasukan sekutu dan AFNEI datang ke Indonesia pada tanggal 29 september 1945. Awalnya kedatangan mereka bermaksud untuk melucuti tentara Jepang setelah kekalahan Jepang dalam perang dunia ke II. Namun sayangnya ternyata kedatangan AFNEI diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Hal tersebut menimbulkan kecurigaan rakyat Indonesia. Mereka menilai bahwa Pemerintah Belanda berusaha untuk kembali menjajah Indonesia lagi.
Hingga akhirnya pertempuran demi pertempuran tidak bisa dihindari. Salah satunya adalah pertempuran 10 November di Surabaya, pertempuran di Manado, pertempuran di Ambarawa, Medan dan lain-lain.
Akhirnya karena terlalu sering terjadi pertempuran yang merugikan kedua belah pihak, akhirnya kedua belah pihak sepakat melakukan perundingan.
Hal ini dianggap karena semakin banyak pertempuran yang terjadi semakin banyak pula korban yang berjatuhan.
Akhirnya baik pemerintah Belanda maupun pemerintah Indonesia sepakat untuk menempuh jalur diplomasi dalam menyelesaikan konflik yang terjadi diantara keduanya.
Latar Belakang Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati adalah perjanjian yang dilakukan oleh pihak Indonesia dan pemerintah Belanda dengan pihak Inggris yang kala itu berperan sebagai mediator.
Sebelum membahas isi perjanjian linggarjati, kita harus belajar terlebih dahulu kenapa diadakannya perjanjian tersebut.
Diadakannya Perjanjian Linggarjati ini dilatarbelakangi oleh masuknya AFNEI ke Indonesia, akan tetapi diselundupi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Peristiwa ini terjadi pada saat Jepang menetapkan status quo yang akhirnya menyebabkan terjadinya konflik antara Belanda dengan pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah peristiwa 10 November di Surabaya.
Pemerintah Inggris yang kala itu berperan sebagai mediator bertanggung jawab untuk berupaya menyelesaikan konflik yang terjadi konflik militer dan konflik politik di Asia.
Seorang diplomat Inggris yang bernama Sir Archibald Clark Kerr mengundang Belanda dan Indonesia untuk melakukan perundingan di Hooge Veluwe.
Namun perundingan yang direncanakan atas Indonesia dan Belanda tersebut gagal karena Indonesia menuntut Belanda untuk mengakui kedaulatan atas Pulau Sumatera dan Jawa.
Namun Belanda hanya mau mengakui Indonesia berdaulat atas Pulau Jawa dan Madura.
Akhirnya pada akhir agustus tahun 1946, Pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killern ke Indonesia dengan maksud untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda.
Pada Tanggal 7 Oktober 1946 dibukalah perundingan Indonesia dengan Belanda yang dipimpin oleh Lord Killern yang bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta.
Dalam awal perjanjian ini memutuskan untuk melakukan gencatan senjata pada tanggal 14 Oktober. Kemudian akan dilanjutkan kembali perundingan Linggarjati yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 November 1946.
Perjanjian ini dilaksanakan karena kedua belah pihak sadar bahwasanya jika terlalu sering terjadi pertempuran maka akan semakin banyak korban berjatuhan.
Dan hal ini sama-sama merugikan kedua belah pihak. Akhirnya untuk pertama kalinya kedua belah pihak, yakni pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda melakukan jalur diplomasi.
Waktu Dilaksanakan Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati merupakan salah satu perjanjian yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Perjanjian ini akhirnya dilaksanakan pada tanggal 11 November 1946 hingga 13 November 1946.
Tempat dilaksanakannya perjanjian ini berada di Linggarjati, Cirebon. Itulah sebabnya perjanjian ini lebih dikenal dengan nama Perjanjian Linggarjati sesuai dengan nama tempat diadakannya perjanjian tersebut.
Meskipun pelaksanaan perjanjian ini pada tanggal 11 hingga 13 November 1946, akan tetapi penandatanganan atas hasil perjanjian tersebut baru ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947.
Hal ini terjadi karena di waktu senggang, para delegasi melakukan perbaikan-perbaikan terhadap isi dari perjanjian tersebut agar antara Indonesia dan Belanda menemukan titik temu untuk setuju menandatanginya.
Tokoh Perjanjian Linggarjati
Dalam pelaksanaan perjanjian yang bersejarah ini, terdapat beberapa tokoh penting yang terlibat di dalam perjanjian ini.
Tokoh perjanjian linggarjati dari Indonesia, Pemerintah Belanda dan pemerintah Inggris selaku mediator. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya adalah:
- Pemerintah Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir selaku ketua, A.K Gani, Mohammad Roem dan Susanto Tirtoprojo
- Pemerintah Belanda diwakili oleh ketua Wim Schermerhorn, H.J. Van Mook, F. de Boer, dan Max Van Pool
- Pemerintah Inggris diwakili oleh Lord Killearn selaku mediator dan memimpin perjanjian Linggarjati ini.
Isi Perjanjian Linggarjati
Perjanjian yang dilaksanakan pada tanggal 11 hingga 13 November 1946 ini akhirnya menemukan titik temu dan ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 oleh kedua belah pihak baik pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Belanda.
Adapun Isi dari Perjanjian Linggarjati tersebut antara lain adalah:
- Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura
- Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling lambat tanggal 1 Januari 1949
- Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari wilayah Indonesia, Kalimantan dan Timur Besar sebelum tanggal 1 Januari 1949
- Dalam bentuk Republik Indonesia Serikat, pemerintah Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth atau Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepalanya.
Nah di atas adalah isi perjanjian linggarjati yang tertera dalam kesepakatan.
Dampak Perjanjian Linggarjati
Setelah ditandatanganinya perjanjian Linggarjati tersebut, ada beberapa dampak yang terjadi akibat kesepakatan dalam perundingan Linggarjati tersebut. Baik dampak positif maupun dampak negatif bagi pemerintah Indonesia.
Nah di bawah ini di kupas secara mendalam mengenai dampak perjanjian linggarjati bagi Indonesia.
Dampak Positif Perjanjian Linggarjati
Adapun dampak positif diadakannya perjanjian linggarjati adalah sebagai berikut ini:
- Indonesia mendapatkan pengakuan secara de facto dari pemerintah Belanda.
- Indonesia di mata dunia citranya kuat, karena dengan Belanda mengakui pemerintah Indonesia itu akan mendorong berbagai negara pun mengakui juga.
- Selesainya konflik yang terjadi antara Belanda dan Indonesia.
Dampak Negatif Perjanjian Linggarjati
Namun ada juga dampak negatif perjanjian linggarjati, berikut ini dampak negatifnya:
- Wilayah Indonesia menjadi sangat sempit, yaitu hanya meliputi Jawa, Sumatera dan Madura saja.
- Memberikan Belanda waktu mengumpulkan kekuatan baru untuk melancarkan agresi militer.
- Perjanjian ini ditentang oleh dalam negeri.
- Sutan Syahrir dianggap telah mendukung Belanda dengan adanya perjanjian ini.
Terkait dengan perjanjian Linggarjati ini, sebelumnya juga terjadi pro dan kontra. Beberapa partai nasional mengkritik pemerintah karena mau menandatangani perjanjian tersebut dan menuding bahwa pemerintah Indonesia terlalu lemah untuk bisa mempertahankan kedaulatan Negara Indonesia.
Namun, Kala itu pemerintah Indonesia memberikan alasan bahwa kenapa mau menandatangani perjanjian tersebut karena memilih jalan damai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
Pemerintah Indonesia tidak menginginkan jatuhnya korban dan menarik simpati dunia Internasional. Dengan adanya gencatan senjata, akan memberikan ruang bagi tentara Indonesia untuk melakukan konsolidasi.
Pelanggaran Perjanjian Linggarjati
Meskipun perjanjian Linggar jati sudah disepakati bersama antara kedua belah pihak baik pemerintah Belanda maupun pemerintah Indonesia, namun perjanjian ini telah dilanggar oleh pemerintah Belanda.
Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jenderal H.J Van Mook menyatakan bahwa belanda tidak terikat lagi dengan isi perjanjian tersebut.
Pada tanggal 21 Juli 1947 terjadi agresi militer Belanda I yaitu serangan dari pemerintah Belanda ke wilayah Indonesia. Akibat agresi militer tersebut konflik Indonesia dengan Belanda kembali memanas.
Akhirnya penyelesaian dari konflik yang kembali memanas antara Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda adalah melalui jalur perundingan.
Yaitu, dikenal dengan perundingan Renville. Meskipun pada kenyataannya isi dari perjanjian Renville tersebut banyak yang merugikan pihak pemerintah Indonesia.
Nah itulah kilas sejarah yang terjadi dan sudah dirangkum oleh theinsidemag.com secara jelas dan terperinci tentunya.
Yang sudah kami bahas diatas yakni tentang isi perjanjian linggarjati baik latar belakang terjadinya, Waktu dan tempat pelaksanaan, isi dan dampak yang disebabkan akibat perjanjian tersebut.
Adapun pro dan kontra atas perjanjian tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan memang inilah keadaanya. Bangsa yang besar adalah bagsa yang menghargai sejarah.
Originally posted 2021-11-01 07:34:16.