Teks Puisi Rakyat adalah sebuah teks yang berisikan puisi lama warisan nenek moyang yang kaya akan nilai-nilai luhur dengan cara menghibur, segar dan indah.
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra. Bahkan puisi banyak digunakan untuk mengungkapkan kenangan, perasaan, hingga masalah sosial dalam masyarakat.
Salah satu warisan budaya yang patut dibanggakan dari Indonesia adalah puisi rakyat. Teks puisi rakyat mengandung pesan moral bagus.
Sastra puisi rakyat memang lekat dengan konsep tradisional. Karya sastra ini hadir di kalangan bawah masyarakat dan menjelma sebagai ungkapan hati mereka.
Ada 3 jenis puisi rakyat yang berkembang di Indonesia. Bahkan salah satunya sudah menjadi warisan budaya dunia.
Pengertian Teks Puisi Rakyat
Puisi rakyat adalah kesusasteraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya. Biasanya, terdiri atas beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, panjang pendek suku kata, lemah tekanan atau berdasarkan irama.
Puisi sampai saat ini masih menjadi kesusastraan yang banyak digemari oleh masyarakat. Ternyata da versi puisi yang sudah ada sejak zaman dulu di Indonesia. Jenis karya sastra ini dikenal dengan istilah puisi rakyat.
Puisi rakyat adalah sebuah karya sastra puisi yang sudah diatur bentuknya. Pada umumnya bentuk puisi rakyat terdiri dari beberapa baris kalimat. Kemudian ada juga aturan panjang-pendek suku kata, hingga irama, mantra, dan juga intonasi saat dibacakan.
Puisi rakyat berkembang bukan hanya sebatas kata-kata indah. Tapi puisi rakyat juga punya peran penting karena mengandung nilai moral yang sesuai dengan masyarakat dimana puisi tersebut diciptakan. Puisi rakyat lahir dan berkembang di kalangan masyarakat.
Puisi rakyat beberapa diantaranya merupakan hasil akulturasi budaya lokal dengan negara lain. Umumnya puisi rakyat ini muncul dan berkembang di Indonesia ketika budaya dari India dan Arab mulai masuk ke nusantara.
Pada perkembangannya, tentu saja budaya sastra asing ini mendapatkan sentuhan nilai dan norma lokal. Sehingga kini puisi rakyat sama sekali tidak terlihat mirip dengan budaya India ataupun Arab. Justru puisi rakyat menjadi cermin budaya suku Melayu dan beberapa suku asli Indonesia lainnya.
Fungsi Teks Puisi Rakyat
Puisi rakyat pada masa lampau memiliki beberapa fungsi yaitu:
- Menjadi jembatan komunikasi antara sastrawan dengan rakyat.
- Menjadi wadah untuk menitipkan pesan moral atau ajaran agama.
- Menjadi tempat untuk mencurahkan berbagai jenis emosi sastrawan.
- Menjadi penyemangat bagi perjuangan melawan penjajah.
- Menjadi nilai yang dipegang teguh masyarakat.
- Menjadi gambaran kondisi masyarakat pada masa lampau.
- Menjadi warisan budaya bagi generasi saat ini.
- Melestarikan kebudayaan sastra.
- Mengajarkan kata-kata indah serta budaya baca tulis.
- Pada masa lampau, puisi rakyat adalah salah satu jenis hiburan yang murah meriah. Rakyat jelata pun bisa mendengarkan penyair membacakan puisi dengan indahnya.
- Menjadi alat untuk bersosialisasi dengan anggota masyarakat lain.
Struktur Teks Puisi Rakyat
Struktur puisi rakyat berbeda tergantung dari jenis puisinya. Ada struktur untuk gurindam, syair, dan juga pantun. Secara lebih rinci, struktur dari puisi rakyat sebagai berikut:
1. Gurindam
Struktur dari gurindam adalah sebagai berikut:
- Gurindam memiliki struktur yang baku.
- Satu buah gurindam biasanya terdiri dari beberapa bait. Masing-masing baitnya hanya terdiri dari 2 baris.
- Ada rima yang mengikat tiap susunan kosakatanya.
2. Syair
Struktur dari syair adalah sebagai berikut:
- Syair terdiri dari beberapa bait.
- Tiap baitnya hanya boleh berisikan 8-12 suku kata.
- Terikat oleh rima dan irama.
- Tidak ada pembuka atau penutup, semua barisnya adalah isi.
3. Pantun
Struktur dari pantun adalah sebagai berikut:
- Pantun memiliki 1 bait dengan 4 baris kalimat.
- Baris pertama tidak berhubungan langsung dengan baris ketiga dan keempat.
- Bisa menggunakan bahasa kiasan, baik bahasa Melayu ataupun Indonesia.
- Bisa menggunakan bahasa kekinian ataupun bahasa baku.
Unsur-Unsur Teks Puisi Rakyat
Apa saja unsur-unsur teks puisi rakyat? Berikut adalah unsur-unsur dan penjelasannya.
1. Diksi
Diksi adalah langkah yang digunakan untuk memilih kata-kata yang tepat agar tujuan isi/makna dalam puisi rakyat bisa sampai ke pembacanya.
Contoh mudahnya adalah penggunaan kalimat larangan untuk memberikan nasihat. Semakin bagus diksi yang dipilih, karya pun semakin indah.
2. Kiasan
Bahasa kiasan adalah bahasa yang digunakan untuk menunjukkan makna secara tersirat. Makna tidak langsung ditunjukkan dengan kalimat lugas, tapi dibuat perumpamaan dengan pilihan kata yang tepat.
3. Imaji
Imaji adalah kreativitas penulis karya teks puisi rakyat. Dimana ketika ada orang yang membaca karyanya, maka ia akan langsung bisa membayangkan apa yang ingin ditunjukkan oleh penulis. Imaji diciptakan secara tidak langsung.
Ada 3 jenis imaji yaitu imaji visual yang menggambarkan kondisi lingkungan dan bisa dibayangkan dengan indra penglihatan.
Imaji auditif bisa dibayangkan dengan indra pendengaran, contohnya adalah suara. Sedangkan imaji taktil bisa dibayangkan dengan indra peraba seperti tekstur kasar.
4. Bunyi
Bunyi adalah hasil akhir dari perpaduan kiasan, diksi, dan imaji. Bunyi pada sastra puisi rakyat dibuat seindah mungkin.
Salah satu caranya dengan menerapkan rima dan ritme/irama. Rima dan irama juga diciptakan agar masyarakat lebih mudah hafal dengan karya sastra yang didengarnya.
1. Teks Prosedur
2. Teks Eksposisi
3. Contoh Kalimat Efektif
4. Teks Autobiografi
5. Teks Rekaman Percobaan
6. Teks Tantangan
Ciri – Ciri Teks Puisi Rakyat
Berikut ini adalah ciri-ciri lengkap dari teks puisi rakyat:
1. Gurindam
Pada zaman dulu, isi atau makna dari gurindam bahkan dijadikan norma yang berlaku pada masyarakat. Sebagai warisan budaya Indonesia, gurindam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Bait gurindam memiliki 2 baris yang saling terkait.
- Jumlah kata dalam tiap barisnya terdiri dari 10 – 14 buah.
- Setiap baris gurindam menggunakan sajak D-D, E-E, atau F-F.
- Satu gurindam adalah sebuah kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipecah.
- Baris pertama gurindam biasanya mengandung unsur masalah, persoalan, atau perjanjian.
- Baris kedua gurindam adalah jawaban dari masalah tersebut. Isi atau maksud sebuah gurindam ada di baris keduanya.
- Isi umum dari sebuah gurindam biasanya berupa kata-kata bijak, nasihat, atau filosofi hidup.
2. Syair
Sebagai sebuah sastra, syair memiliki beberapa ciri khas yaitu:
- Ada 4 baris kalimat dalam 1 bait.
- Satu kalimat terdiri dari 8 -14 suku kata (bukan kata).
- Memiliki rima sajak C-C-C-C.
- Semua barisnya adalah bagian dari isi (mengandung makna).
- Menggunakan bahasa kiasan yang punya nilai seni (puitis).
3. Pantun
Pantun memiliki ciri khas yang membedakannya dengan 2 jenis sastra puisi rakyat lainnya. Ciri-cirinya antara lain:
- Tiap bait puisi harus terdiri dari 4 baris kalimat.
- Setiap barisnya terdiri dari 8 – 12 suku kata.
- Baris 1 dan 2 dijuluki sebagai sampiran.
- Baris 3 dan 4 adalah bagian isi.
- Pantun menggunakan rima C-D-C-D.
Jenis – Jenis Puisi Rakyat
Ada 3 jenis puisi rakyat yang berkembang di Indonesia yaitu gurindam, pantun, dan syair. Karya sastra ini punya perbedaan mendasar yaitu:
1. Gurindam
Gurindam ternyata adalah sebutan puisi klasik dari India. Banyaknya orang India yang berdagang pada masa lampau turut membawa serta budaya sastra ini ke nusantara. Jadi gurindam sudah sejak lama muncul di Indonesia.
Gurindam adalah kata serapan India “kirindam” yang punya arti awalan, mula-mula, atau perumpamaan. Karena itulah bahasa yang digunakan bersifat kias.
Gurindam digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau ajaran agama.
Karya gurindam yang paling terkenal di Indonesia adalah Gurindam Dua Belas. Gurindam ini memang terdiri dari 12 bait yang banyak mengandung pesan moral dan norma yang berjalan pada masa tersebut.
Gurindam sendiri ternyata terdiri dari 2 jenis yaitu:
- Gurindam berkait dimana ada kaitan antara bait atas dengan bawahnya. Misalnya bait 1 dengan 2, bait 2 dengan 3, dan seterusnya.
- Gurindam berangkai dimana memiliki ciri khas kalimat yang sama di setiap baris pertamanya. Jadi misalnya ada 3 bait, maka semua baris pertama dari 3 bait itu sama.
2. Syair
Syair adalah salah satu versi dari puisi klasik Indonesia. Syair menjadi salah satu warisan sastra, meskipun generasi saat ini banyak yang tak mengenal syair.
Sebenarnya syair berasal dari daratan Persia. Syair masuk ke nusantara bersamaan dengan masuknya agama Islam.
Kata syair sendiri ternyata berasal dari bahasa Arab syi’ir atau syu’ur. Artinya adalah perasaan sadar akan sesuatu.
Syu’ru akhirnya berkembang menjadi kata baru yaitu syi’ru yang artinya puisi. Ketika masuk ke Indonesia, kata syi’ru berubah pelafalannya menjadi syair,
Perkembangan dunia sastra pada masa kerajaan membuat syair berubah drastis. Syair bukan lagi menjadi karya sastra khas Persia, tapi sepenuhnya bercorak Melayu.
Beberapa tokoh yang berperan dalam membesarkan dunia syair di Indonesia adalah Hamzah Fansuri.
Legenda sastrawan melayu ini sudah banyak membuat karya syair seperti Sidang Fakir, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan masih banyak lagi.
Selain Hamzah, masih banyak penyair lain yang lahir dan mengembangkan sastra ini sampai bertahan hingga kini.
Ternyata syair sebagai sastra klasik terdiri dari beberapa jenis yaitu:
- Syair panji yang berisikan kondisi dalam sebuah kerajaan. Cerita dalam syair bisa berupa kehidupan raja, pangeran, putri, hingga bangunan istana dan juga kemegahannya.
- Syair romantis yang berisi kisah percintaan yang terjalin antar manusia. Kisah syair romantis ini banyak dipakai pada hikayat atau cerita rakyat.
- Syair kiasan yaitu penggambaran kisah percintaan, tapi antara makhluk hidup seperti hewan dengan tumbuhan. Misalnya kumbang dengan bunga, ikan dengan burung, dan pungguk dengan bulan.
- Syair sejarah yang memuat kisah sejarah faktual. Banyak syair yang menceritakan kisah peperangan, penjajahan, perjuangan kemerdekaan, kerja paksa, dan lain sebagainya.
- Syair agama yang digunakan untuk mengajarkan agama kepada masyarakat. Syair ini berisikan petuah ajaran agama yang dibagi menjadi 4 golongan yaitu sufi, ajaran Islam, riwayat nabi, dan nasihat.
3. Pantun
Baru-baru ini pantun ditetapkan sebagai karya sastra warisan budaya Indonesia. Artinya UNESCO pun mengakui bahwa pantun adalah sebuah karya yang punya nilai seni dan fungsinya sebagai karya sastra tidak diragukan lagi.
Pantun pada zaman dulu digunakan untuk memberikan nasihat pada orang lain. Tapi nasihat ini disampaikan dengan cara yang lebih sopan melalui pantun.
Sastra ini banyak beredar di kalangan masyarakat Indonesia. Pantun banyak ditemukan di wilayah suku Melayu dan juga Betawi.
Pantun bahkan bisa bertahan hingga kini dibandingkan dengan 2 jenis teks puisi rakyat lainnya. Pantun dalam versi modern masih sering dibawakan dalam acara pernikahan, pesta rakyat, hiburan, bahkan pada program televisi.
Tapi pantun di era modern bukan lagi berisi pesan atau nasihat. Pantun yang dibawakan oleh generasi masa kini lebih bersifat hiburan dan lelucon. Mereka sengaja merangkai kata dengan hal-hal lucu yang bersifat candaan.
Penggunaan pantun secara resmi juga masih terdapat pada upacara pesta pernikahan dengan adat Betawi. Pada perayaan ini, masing-masing wakil dari kedua mempelai saling berbalas pantun sampai salah satunya menyerah.
Setidaknya ada 6 jenis pantun yang masih melekat dalam keseharian masyarakat Indonesia yaitu:
- Pantun jenaka dimana ditulis dengan tujuan untuk hiburan.
- Pantun percintaan yang bertujuan untuk mengemukakan rasa cinta atau patah hati penulisnya.
- Pantun adat yang digunakan untuk menggambarkan adat suatu komunitas tertentu di masyarakat.
- Pantun peribahasa yang disusun dengan peribahasa sebagai isinya. Sedangkan baris pembukanya tetap berbentuk sampiran.
- Pantun teka-teki yang berisikan pertanyaan untuk para pendengarnya. Orang yang mendengar pantun ini harus menjawab sebisanya. Semakin seru teka-teki yang dibacakan, maka pantun akan makin menarik minat pendengar.
- Pantun agama yang digunakan untuk memberikan nasihat kepada orang lain. Pemberi nasihat bisa berupa guru, orang tua, kyai, atau siapapun. Isi pantun ini adalah pesan untuk selalu ikut ajaran agama yang dianutnya.
1. Teks Ulasan
2. Teks Eksplanasi
3. Teks Editorial
4. Teks Pidato
5. Teks Negosiasi
6. Teks Hikayat
7. Teks Biografi
Contoh Puisi Rakyat
1. Contoh Puisi Gurindam
Barang siapa ingin menimba ilmu.
Maka carilah dari para guru.
Barang siapa menabur benih
Maka ia akan menuai buih.
Ilmu tak hanya untuk dihafalkan.
Namun layak juga diamalkan.
Ketika dikau sedang belajar.
Hendaknya tekun lagi tegar.
Ketika engkau sedang merantau.
Ingatlah sanakmu yang tengah galau.
Jikalau engkau tiada tahu
Hendaknya engkau cari ilmu.
Jikalau uang tak lagi didapat.
Hendaknya usaha selagi sempat.
Kala usia sudah berkepala empat
Hendaknya ibadah segera dirapat.
2. Contoh Syair
Janganlah risau datangnya cobaan.
Jangan sedih pula karena kesusahan.
Berdoa saja kehadirat Tuhan.
Insya Alloh akan dikabulkan.
Jangn lagi kau tabur cinta.
Jika kita tak mungkin bersama.
Cukup sudah semua luka.
Takkan ada lagi air mata.
Hanya bila kita bersama
Semua luka akan sembuh seketika
Hanya bila kita setia
Semua dunia jadi milik berdua.
Jika nanti kau sudah besar
Janganlah sekali berlaku kasar
Hendaknya kau jadi pribadi sabar
Agar sanak tak lagi gusar
Jika engkau punya mimpi
Jangan takut dengan api
Jangan tenggelam saat laut kau seberangi
Karena mimpimu takkan pergi
Jika masih ada sisa usia
Hendaknya kita berjumpa
Ada banyak rangkaian kata
Yang mungkin belum pernah dirasa
Jika hatimu bukan milikku
Mungkin kinilah aku sendu
Tapi jika kau masih ragu
Cobalah lihat diriku yang lugu.
Takkan merugi belajar keras
Batu besar pun bisa lepas
Takkan rugi bekerja keras
Demi masa depan emas
Hidupmu penuh kesedihan
Tapi bukan berarti tiada Tuhan
Ia hadir untuk memberi senyuman
Setelah engkau mampu bertahan
3. Contoh Pantun
Pergi ke pasar membeli duku
Pulang-pulang ketinggalan nampan
Janganlah kau menolak diriku
Wahai pria yang tampan
Habis subuh terbitlah fajar
Fajar berganti menjadi siang
Niat baik haruslah dikejar
Daripada tertimpa nasib malang.
Pergi ke Surabaya membawa kuali
Kuali pecah di jalan Senggigi
Jika engkau berkecil hati
Siapa yang akan mengagumimu nanti
Kolam Pak Somat penuh ikan
Air mengalir menuju empang
Jangan lupa rajin makan
Karena menjaga kesehatan itu tidak gampang
Cicak menempel di dinding rotan
Kadal mengendap di tanah basah
Jika engkau sudah bosan
Mungkinkah aku pergi mengalah?
Teks puisi rakyat pada masanya adalah sebuah jembatan untuk berkomunikasi dengan khalayak. Karya seni ini banyak mengandung pesan moral dan bisa jadi sarana menyampaikan ilmu.
Caranya yang sederhana dan menyenangkan bisa membuat pendengarnya tak mudah bosan. Demikian dari theinsidemag.com mengenai teks puisi rakyat semoga bermanfaat!