Tujuan dari investasi obligasi adalah untuk memperoleh keuntungan yang bisa mengalahkan inflasi. Dalam investasi obligasi, istilah yield obligasi adalah istilah yang wajib untuk diketahui investor.
Sebab besaran nilai yield akan menjadi penentu apakah obligasi layak dibeli atau tidak. Daripada itu, tentunya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai yield. Maka dari itu, simak informasi berikut agar lebih memahaminya:
Pengertian Yield Obligasi
Yield obligasi adalah tingkat pengembalian investasi obligasi yang diperoleh seorang investor. Ukurannya tertulis dalam bentuk persentase, sehingga disebut juga dengan percent yield.
Penting untuk diketahui, bahwa kupon obligasi mengukur tingkat pengembalian berdasarkan suku bunga atau kupon. Bukan berasal dari selisih kenaikan harga atau capital gain. Adapun cara untuk menghitung yield sangat sederhana.
Apabila membeli obligasi ketika masa penawaran perdana maka nilai kupon dan yield setara. Perubahan harga terjadi ketika menjualnya kembali di pasar sekunder, naik ataupun turun dapat berpengaruh terhadap yield.
Tingkat yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika harga turun maka yield naik. Sebaliknya, ketika harga obligasi naik maka yield turun.
Baca Juga : Pengertian Obligasi
Faktor yang Mempengaruhi Yield Obligasi
Yield obligasi sangat dipengaruhi oleh harga di pasar sekunder. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi harga obligasi:
- Acuan tingkat suku bunga.
- Nilai tukar rupiah.
- Imbal hasil acuan (benchmark) obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun.
Cara Menghitung Yield Obligasi Berdasarkan Jenisnya
Setelah mengetahui faktor yang mempengaruhi yield obligasi. Selanjutnya mari ketahui cara menghitungnya berdasarkan jenisnya.
Secara umum, yield obligasi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu current yield, Yield to Maturity (YtM) dan dividen. Untuk memperdalam dari masing-masing jenis yield obligasi, bisa simak contoh dan cara menghitung yield berikut ini:
1. Current Yield
Tingkat pengembalian investasi ini digunakan untuk instrumen investasi. Dimana current yield adalah perbandingan antara kupon bunga dengan harga obligasi saat ini.
Misalnya, seorang investor berinvestasi dengan membeli obligasi seharga Rp 50 juta dengan tenor 10 tahun.
Obligasi menawarkan kupon tahunan 15%. Sementara harga pasar obligasi saat ini adalah Rp 20 juta. Maka cara menghitung yield obligasi yaitu: Current yield= (15% x Rp 50 juta) : Rp 20 juta = 37,5%
2. Yield to Maturity (YtM)
YtM adalah tingkat pengembalian investasi yang didapatkan investor hingga akhir masa tenor. Rumus menghitungnya adalah menyamakan harga obligasi saat ini dengan tingkat pengembalian di masa depan.
Misalnya sebuah perusahaan menawarkan kupon obligasi Rp 3 juta kepada investor. Harga obligasi Rp 10 juta dengan nilai Investasi Rp 11,5 juta. Tenor jatuh tempo adalah 5 tahun, maka cara menghitung YtM yaitu:
- YtM = (Rp 3 juta + ((Rp 11,5 juta – Rp 10 juta) : 5) : (Rp 11,5 juta + Rp 10 juta) : 2)) x 100%
- YtM = Rp 3.500.000 : Rp 10.750.000 x 100% = 32,55%
3. Dividen
Jenis yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi para investor. Untuk menghitungnya bisa dengan membagi dividen dengan harga saham saat ini. Misalnya, emiten BBRI memiliki saham Rp 5 ribu per lembar.
Kemudian perusahaan menawarkan dividen seharga Rp 100 per lembar. Maka tingkat pengembalian investasinya adalah sebagai berikut:
- Tingkat pengembalian investasi saham melalui dividen = (Rp 100 : Rp 5.000) x 100% = 2%
Itulah pengertian yield obligasi adalah imbal hasil dalam investasi obligasi serta cara untuk menghitungnya. Apabila ada kesalahan dalam informasi ini harap dimaafkan.
Semoga informasi terkait yield obligasi dari kami theinsidemag.com di atas dapat bermanfaat. Dan bisa menjadi panduan ketika pembaca menghitung yield obligasi kedepannya.